Senin, 03 Desember 2018

UPAYA TUK CERDASKAN PIKIRAN


1.PENDAHULUAN
Setiap orang didunia ini  ingin  hidupnya menjadi pribadi yang cerdas  agar  mereka jadi orang terampil dan bisa  dengan mudah mempelajari  sesuatu  yang  memungkin  mereka  menjadi pribadi yang benar-benar  terampil. Dalam kehidupan  ini  bahkan  semua orang tua  berharap  memiliki anak anak  yang cerdas.   Denga  tujuan itu  semua orang tua berusaha  untuk menyekolahkan anaknya agar menjadi pribadi yang cerdas, terampil sehingga mereka kelak menjadi pribadi yang berguna  dan  dapat mempertanggung jawabkan hidupnya..
Dijaman modern  demi untuk mencerdaskan pikira semua orang yakin  bahwa dunia pedidikan formal merupakan tempat  tempat untuk meningkatkan kecerdasan pikiran  anak  didik. Karena itu  sekolah  formal  jadi pusat pedidikan. Seiring kemajuan  jaman, dijaman  modern  juga   produk-produk  makanan  yang bila  dikomsumsi  dapat  membuat    kecerdasan pikiran semakin bertambah..
Tetapi  bila direnungi   upaya yang dapat membuat pikiran  cerdas dijaman modern  rupa-rupanya  sangat mahal.. Menempuh pendidikan   sampai  kuliah  harganya sungguh mahal  dan kalau punya orang tua  miskin  tentu tak sanggup  kuliakan anak..  ditambah setelah tamat  kuliah  nganggur  itu hanya  menjadi beban  hidup semata..
Demikian juga adanya produk-produk makanan  yang membuat    pikiran dan akal bertambah cerdas  biayanya mahal  sekali.  Miskin secara  ekonomi  tidak mungkinlah  bisa membeliproduk tersebut. Produk yang mahal tersebut  bila dibeli terus  itu hanya  memperkaya  para pedagang multilevel semata.
Kalau hanya demi  membuat pikiran  jadi cerdas, jika  ada kemauan untuk menjadi cerdas  dan terampil  jadi  golongan  wong cilik  tidak mesti   memaksakan diri  harus  kuliah  tinggi.  Tamat sma saja  cukup  dan biarlah anak  wong  sugih saja  kuliah sampai  tinggi bahkan sampai keluar negeri. Dengan  mengenyam pendidikan  sampai kuliah tinggi-tinggi  toh tidak semuanya  benar-benar  cerdas.  Banyak juga  yang biasa-biasa saja..
Mengetahui   demikia adanya kalau ingin  cerdas  ada  teori  atau teknik  sederhana   yang membuat pikiran cerdas. Kalau semata  bikin cerdas  pikiran  teori atau teknik    ini  cukup  lumayan.  Dengan teori ini  cepat ataulambat  pikiran  yang kurang cerdas  bisa  dibuat  bertambah  cerdas.  Bagi para pelajar yang menginginkan pekerjaan memakai kecerdasan pikiran  dapat menggunakan teori ini. Dengan teori ini  akan membuat kecerdasan seseorang  jadi  bertambah atau  bisa pulih  sehingga dengan bertambahnya kecerdasan akan memungkinkan jadi anak yang terampil  dan  berguna.

II. PISAU  DAN  SANGIAN/BATU ASAH

Kalau hanya   untuk mencerdaskan pikiran  seseorang dapat belajar dan menjadikan  pisau dan  sangian atau batu asah  sebagai  petunjuknya.  Pisau  yang tajam  dapat dijadikan simbol  pikiran  yang cerdas. Seperti pisau  yang ketajaman  bisa  diasah,  sekiranya  demikian juga  padadasarnya kecerdasan pikiran itu bisa  diproses.   Dalam  hal ini sekiranya  pikiran  yang kurang cerdas  itu bisa diproses      agar berubah menjadi cerdas..
Selain  bisa  diproses  sekiranya melalui  petunjuk pisau tersebut  dimana pisau yang  yang tajam bisa menjadi tumpul itu juga  bisa dijadikan petunjuk  bahwa kecerdasan manusia  juga   bisa berubah  seperti  pisau yang tumpul..  Pisau yang tajam bisa    berubah jaditumpul  tentu karena saking sering dipakai.  Begitu juga kecerdasan  pikiran manusia  berkurang kecerdasanya  karena sering dipakai belajar, dipakai mengambil pekerjaan  dan lain sebagainya..
Berdasarkan petunjuk pisau yang bisa dipertajam  dengan  diasah  sekiranya  itulah  dapat  dijadikan petunjuk  yang sederhana sekali untuk mencerdaskan pikiran.. Berdasarkan petunjuk tersebut  sekiranya modal untuk mencerdaskan pikiran  jadi murahmeriah.
Batu asah   dalam bahasa  Bali disebut  Sangian.  Petunnjuk  untuk mencerdaskan pikiran dan yang membuat pikiran  bisa menjadi cerdas  ada pada kata  Sangian tersebut..  Kata  Sangian itu  menunjukkan  Sang Hyang  Widhi.  Kata  Widhi dalam bahasa sanskerta  artinya  Tahu”  jadi  Sang Hyang  widhi berarti   sang Hyang maha Tahu.
Batu asahatau  sangian tersebut    dipabrik  tentu   awalnya  besar  lalu demi agar bisa dimiliki oleh setiap orang  dicetak kecil-kecil   menjadi batu asah  yang  dijual ditoko-toko.  Batu  asah yang  sudah dijual ditoko itulah  yang  berguna  untuk mengasah pisau agar tajam..
Potongan batu asah  yang ada  dipasaran  itu   dapat dijadikan simbol  Atma atau Roh  yang telah dicetak  oleh Tuhan  sedemikian  rupa  untuk diletakkan dalam hatisetiap orang.  Sangian atau  batu  asah yang telah dipotong-potong itu simbol sang hyang Atma  atau sangHyang ROH. Sang Hyang  Atma tersebut  walau kecil juga  bersifat maha Tahu atauwidhi.  Seperti pisau  diasah pada  batu asah menjadi tajam, sekiranya  Sang Hyang Atma juga  bisa membuat pikiran  jadi cerdas..
Jadi untuk  mencerdaskan pikiran agar  pikiran menjadi  cepat mengetahui(widhi) sesuatu  seseorang bisa membawa pikirannya  pada Atma  yang ada dihatinya..  setiap orang  masing-masing  sudah memiliki  Atma  bagaikan  setiap rumah tangga  ada  batu asahnya.  Karena itu ingat  sanghyang widhi  yang ada dihatinya akan membuat pikiran jadi cerdas.

III. PROSES MENCERDASKAN PIKIRAN.

Untuk mencerdaskan pikiran  itu butuh prose atau cara.  Caranya sederhana  iaitu  seperti  proses  menempelkan  pisau pada sangian  lalu menggesek-gesekkannya.  Dalam  hal ini adalah  dengan cara pikiran dipakai ingat sang Hyang Atma  yang ada didalam hati.
Cara  mengingat sang Hyang Atma/ Roh   yang paling singkat adalah dengan  ingat mantra atau nama Tuhan  berkali-kali. Karena Atma ada didalam hati maka agar pikiran menempel pada Atma , mantranya harus diucapkan  didalam  hati.
Saat mantra diucapkan didalam  hati akan membuat    terjadi gesekan antara  pikiran dengan Atman  bagaikan pisau bergesekan  dengan sangian.  Gesekan itu yang membuat pikiran perlahan-lahan jadi  tajam atau cerdas. Adapun  yang membuat adanya gesekan  pada pikiran adalah karena adanya genggaman panca indra  yang duniawi  dan  kerah ketuhanan  yang saling tarik tarikan.. pegangan pancaindra  yang mendua  arah itu  yang membuat  adanya gesekan  dengan Atma itu bagaikan kedua tangan  saat memegang pisau yang sedang diasah..
Sudah hukumnya  akan terjadi tarik tarikkan dalam  panca indra manusia saat ia ingat Tuhan  yang ada dalam hatinya sediri  yang berwujud sang Hyang Atme atau Roh.  Bila seseorang terus memaksakan  diri tuk ingat  sang Hyang Widhi  dihatinya dengan mengulang-ngulang mantra  berkali kali sampai sejaman  maka pikirannya    akan berubah  jadi tajam atau cerdas..
Seperti para pekerja  atau petani dipedesaan   dipagi hari  sebelum   berangkat bekerja  maka mereka terlebih dahulu mengasahnya.  Kebiasaan mengasah  pisau dipagi hari  itu dapatdijadikan  petunjuk    iaitudemi  akal tetap cerdas atau bertambah cerdas  setiap pagi sebelum bekerja, sebelum belajar  haruslah ingat Sang Hyang Atma atau Sang Hyang  widhi dengan  cara  mengucapkan namaNya  didalam hati..
Ingat- dan  ingatnama Tuhan berkali-kali  dan biaskan  saja  kedua indra  yang berlawanan  melakukan aksi tarik menarik agar terjadi gesekan  anatara  pikiran  dengan Atman.  Melalui  gesekan tersebut akan membuat pikiran jadi lebih cerdas.. sore  harinya  juga  pikiran  dibuat demikian  maka pikiran tetap  jadi  cerdas  dan bersih.

IV.Pilsafat Batu Asah

Sepertisudah  diketahui batu asah atau Sangian  itu dapat dijadikan  simbol  Roh atau Atma, sekiranya  seperti kata  sangian  memiliki  makna,  maka batu asahpun memiliki makna.   Makna yang terdapat pada  kata batu asah    dimana kata  batunya menunjukkan batin tulus  dan kata asah dipanjangkan menjadi  “pasrahkan”..
Dalam  hal ini  agar pikiran bisa menempel pada  Atma atau  yang merupakan batu asah abadi didalam  hati  maka  batinnya harus  tulus  dalam ingat Tuhan..  Jangan ada keinginan  macem-macem  dan  parahkan dan serahkan  saja pikirannya pada Atma  dan biarlah  Atma itu merubah pikiran agar menjadi tajam dan cerdas..
Jadi  syarat pikiran   menempel pada Atma  agar  bisa jadi  cerdas   adalah  pertama  batin  tulus  dan kedua adalah pasrahkan saja  pada  kehendak  Atma yang ada dihati..  jangan   ada  memohon  macem-macem  atau dapat dikatakan bila ingat mantra atau nama Tuhan berulang-ulang   semata  hanya  ingat dan  ingat  saja mantranya sampai sebanyak mungkin..
Ingat pula   Atman itu ada dalam hati maka agar pikiran langsung  menempel  pada  Atma sekiranya  ingat mantranya  harus  didalam hati.. Kalau  mantra diucapkan  dibibir     membuat pikiran lama sekali sampai dihati. Karena itu  perlu melatih mengucapkan mantra didalam hati menutup mulut agar  pikiran  menempel pada Atma  yang membuatpikiran jadi  cerdas...
Kalau sudah  cerdas  nantinya  pikiran dengan mudah dipakai mempelajari sesuatu  seperti pisau  dipakai memotong kayu , mengolah bumbu, atau mengolah bahan  masakan.  Kalau tumpul    hanya menguras tenaga saja.

V.JENIS_JENIS SANGIAN.
Sangian atau batu asah banyak ragamnya  dan dalam bahasa  bali dan namanya juga  dibedakan .nama –nama  sangian atau batu asah dalam bahasa  bali adalah  sebagai berikut:
1.     1.  Sangian Orton
2.      2. Sangian  serawad
3.      3. Sangian  lembat.
Dari ketiga  nama  sangian tersebut    memiliki makna  tiga  cara atau teknik untuk mencerdaskan pikiran. Maknanya  ditunjukkan oleh kepanjangan  kata  dari nama sangian tersebut . Kata Orton kepanjangannya “ortone” yang artinya  berita atau kisah-kisah.  Dalam hal ini sangian orton itu  menunjukkan  cerita atau berita-berita ketuhanan  yang ditulis didalam kitab suci  itu  berfungsi  untuk mencerdaskan pikiran. isi kitab itu penting  dibaca-baca yang berguna tuk mencairkan pikiran.  Didalam kitab suci  tersebut ada petunjuk untuk ingat sanghyang widhi yang membuat pikiran  jadi cerdas.. 
Kata  serawad  punya kepanjangan  “serahang apang  wadih”  artinya serahkan pikiran  supaya  lama banget sampai terasa  bosan.  Dalam  hal ini  agar pikiran cerdas  sekiranya serahkan atau bawa pikiran pada Atma  sampai lama sekali  sampai dirasa bosan.  Dalam  hal ini seseorangdalam berserah diri pada  Tuhan dalam  hati  bisa sampai mengucapkan mantra berulang-ulang sampai berjam-jam.  Dengan  cara seperti itu  pikiran  berubah jadi cerdas...
Kata LEMBAT kepanjanganya  “lembut, hebat”.  Dalam  hal ini pikiran   yang   dipakai  ingat  Tuhan didalam  hati   akan berubah  jadi lembut  atau halus seperti pisau yang lama  diasah.. pikiran  yang lembut dan  halus itu yang membuat pikiran jadi hebat iaitu  cerdas  sekali. Jika  tidak pernah diasah  dantidak ada budaya ingat  Tuhan  sesuai  filsafatnya maka  pikiran seperti pisau  kasar  dan tumpul.  Karena itu demi pikiran cerdas   yang membuat  seseorang jadi pribadi yang hebat  makapikirannya  selalu dipasrahkan pada sang Hyang widhi yang maka Tahu...

VI.MAKNA  PISAU , TIUK..

Benda  tajam yang dibuat dari besi yang disebut pisau tersebut  itu memiliki makna yang ditunjukkan oleh kepanjangan kata pisau iaitu “penting ingat Sang Hyang Atma, ulang-ulng mantranya”.  Sesuai kepanjagan kata pisau tersebut  agar   pikiran  cerdas  sekiranya  penting  ingat  sang Hyang Atma   dengan  cara  mantra  diulang-ulang  sebanyak mungkin sampai   terasa  bosan sekali..
Kata  tiuk sendiri  kepanjangannya “Tuhane ingetang, ucapang  mantrane kerengin”  artinya  Tuhannya  diingat, ucapkan namaNya dibandelin”.  Jadi kalau ingin  cerdas pikirannya seperti pisau sekiranya  Tuhannya  diingat  dan  ucapkan  nama Tuhan  berulang-ulang dibandelin setiap pagi  dan sore hari bahkan setiap saat..
Demi  pikiran  cerdas   bila ada waktu lowong    dari pada pikiran dipakai   mikir  yang bukan-bukan  lebih baik dipakai ingat nama Tuhan sebanyak mungkin didalam hati. Dengan cara sep[erti itu  maka  pikiran   bisa berubah menjadi cerdas..

VII.PISAU  KARATAN.

Pisau  yang digeletakkan pada  tanah akan membuat  pikiran  cepat   memerah  lalu karatan.  Warna  merah pada pisau itu simbol  bara ambisi  duniawi  yang menempel  dipikiran.  Karatan itu simbol memori  duniawi yang menempel dipikiran  yang  dapat menggelapkan pikiran..Karatan  kepanjangannya  “kaku dan keberatan”.
Pisau yang digeletakkan  pada  tanah itu  melambangkan pikiran  yang dibiarkan begitu saja  hanya  ingat  dengan urusan duniawi.  Ingat kerja, ingat  makan, ingat tidur  dan  hanya ingat semua  kegiatan  duniawi. Pada pikiran  yang demikian  akan dibakar  oleh ambisi  duniawi bagai pisau memerah.
Akibat  ambisia  duniawi yang berlebihan tersebut membuat ada kenangan memori duniawi  yang membuat pikiran  jadi seperti  pisau karatan.  Kalau pikiran sudah karatan  maka     pribadi seseorang jadi kaku dan keberatan..
Karena  wataknya kaku dan keberatan  maka kesadarannya  jadi menurun  dalam hal keagamaan, kemanusiaan, kegiatan  sosial.. Manusia  jadinya  hanya berambisi untuk memenuhi kebutuhan pribadinya semata. Manusia  yang  pikirannya berkarat    tidak berguna  demi kemajuan bersama bagai pisau  berkarat yang tiada  gunanya..
Karena itu  supaya tidak menjadi pribadi yang berkarat  sekiranya penting ingat  sanghyang  widhi.  Ingat-ingat namaNya berkali-kali dan pasrahkan atau serahkan pikiran padaNya agar  dirombak biar tajam atau cerdaspikiranya.
Sarung   dan pegangan
Sarung atausaung  adalah tempat menutup  pisau agar aman  dan agar tidak membahayakan .  Dalam hal ini  kecerdasan itu  bagaikan pisau tajam  bisa juga membahayakan orang lain.  Karena  menjadi orang cerdas    bisa  saja  membuat perasaan orang terluka karena merasa terkalahkan.  Supaya  tidak melukai  orang dan hidup aman maka  kecerdasanya perlu  dimasukkan kesarungnya.
Sarung kepanjangannya “sadar,urungkan  niat”. Dalam  hal ini walau cerdas  dan tahu  urungkan saja  niatnya  dalam  mengeluarkan pandangan”.  Diduniaini  banyak orang yang merasa  pintar  dan  ingin dipandang pintar.  Mereka  yang demikian akan  sakit hatinya  bila  ada  yang mengalahkan.. karena itu demi aman   harus  sadar  urungkan  niat  tuk bicara/komentar.
Dalam  bahasa  bali  disebut  saung yang kepanjangannya  “sadar  buung  ngomong” artinya  sadar  batal bicara”. Ya  demi   aman dan tidak melukai hati seseorang,  jadi orang cerdas  harus  sadar, batal bicara, biar orang yang tumpul tidak merasa tersakiti karena dikalahkan.  Dalam hal ini  orang yang pikiranya cerdas seperti pisau yang masuk sarung..
Pegangan  pisau menunjukkan pegangan hidup atau pekerjaan. Pegangan disebut pati dalam  bahasa bali pati  itu menunjukkan pasupati artinya telah bertuah atau berguna.. Dalam hidup sebaiknya  hidup  seperti  pisau masuk sarung yang penting sudah punya pegangan sendiri atau pekerjaan sendiri  yang bermanfaat  Dalam hal ini kecerdasannya  difokuskan pada  kerjaan   masing-masing.  Tak perlu banyak omong sekiranya pekerjaan itu yang  lebih utama  yang  mestidijalani yang memberi tuah atau manfaat  dalam hidup ini.Biarlah  orang yang tidak punya pegangan  yang bertuah  yang  bebas  bicara omongkosong. Pembicaraan yang tidak bertuah(pasupati)  toh  tidak ada    gunanya.Orang yang pikirannya cerdas  harus pokus pada pegangannya/pekerjaannya..

VIII. TUHAN SUMBER KECERDASAN

Bila  direnungi   berdasarkan  nilai  filsafat   dari sangian dan pisau tersebut  bila disimpulkan  sekiraya  Tuhan  sumber kecerdasan.  Demi menolong Umatnya   agar menjadi  pribadi yang cerdas, Tuhan  telah menempatkan  bagian dari dirinya didalam  hati setiap makhluk sebagai Atma atau Roh.
Denganadanya  Roh dihati setiap orang, sekiranya  seseorang diharapkan  membawa pikirannya pada Atma  yang ada dihatinya agar menjadi cerdas  dan terampil  yang memungkinkan seseorang memiliki pegangan  hidup seperti pisau  yang ada pegangannya..
 Bila  sudah  diberikan Atma  dihatinya  lantas  sepanjang hidupmanusia  tak kenali Atmanya, tak membawa pikirannya pada Atma , tidak ingat sang Hyang Atma dihatinya itu salahnya mereka sendiri.  Mereka   telah bersekongkol dengan  egonya,  yang membuat mereka  tak kenali  Sang Hyang  Atma  dan  kenal  cara   mencerdaskan pikiranya..
Dimanapun  suatu kaum  yang  telah bersekongkol dengan  egonya  sulitlahlahmenerima  saran atau pengetahuan  yang dapat mencerdaskan pikirannya.. karena itu manusia  jangan bersekongko dengan  ego, melainkan bersekongkollah dengan Atma agar jadi pribadi yang cerdas.

IX.MANTRA MANTRA  TUK INGAT  TUHAN

Mantra mantra atau nama Tuhan untuk menepelkan pikiran  pada  sang Hyang Atma  didalam hati tidak  mesti harus  panjang –panjang. Mantra-mantra pendek  yang berupa  rumusan  nama Tuhan  itu saja   sudah cukup .  Bagi orang yang tak suka  hobi  mantra yang  banyak  cukup  pilih satu nama Tuhan  saja  yang dipilih lalu diulang-ulang  sebanyak mungkin  didalam hati.
 Dengan  cara seperti itu pikiran  langsung tertuju pada  Atma  yang membuat pikiran  jadi  cerdas  dan yang membersihkan pikiran dari karat-karat memori atau karmawasana..  ketika  pikiran menyentuh Atma   seketika itu pula  ada air  keabadian    yang membersihkan dan menyejukkan pikiran.Dalam  hal ini Atma itu sendiri sifatnya bagai air  yang dapat  membersihkan dan mencairkan pikiran.  Jadi  demi pikiran langsung terpusat pada Atma ucapkan  mantra yang pendekpendek saja. Berikut ada beberapa mantra  pendek-pendeka  yang  dapat  dipilih satu saja  untuk diulang-ulang.  Mantra-mantra tersebut diantaranya segabai berikut:
1.       Hari om
2.       OM namah Siwaya
3.       OM Atma tatwatma sudhamam swaha
4.       Om namo narayanaya dll..
Banyak ada mantra  pendek-pedek  yang bisa  diucapkan  berulang-ulang sebanyak mungkin.  Jika  ingin tahu  lagi mantra  yang lain   silahkan  baca    buku  yang berjudul   JAPA YOGA    terbitan   PARAMITA. Pada  buku itu  terdapat lebih  banyak lagi mantra pendek-pendek dan  walau banyak  demi  cepat terfokus mantra itu harus  dipilih hanya satu  selamanya tidak  boleh diganti-ganti.  Hak ini seperti masuk sekolah kejuruan harsu memilih satu jurusan saja  agar  cepat tamat dan berhasil.

X.BIASAKAN  MULAI KANAK-KANAK..

Mengucapkan  mantra atau nama Tuhan berulang-ulang  hanya ingat Sang Hyang Atma  didalam hati  bukanlah mengucapkan mantra agar jadi orang sakti atau demi hidupkan  kundalini.  Ingat Nama Tuhan berulang-ulang adalah  mengarahkan pikiran  manusia  intinya agar ingat dengan sang penciptanya iaitu Tuhan..  Ingat Tuhan  diberi bonus  jadi  pribadi cerdas  dan trampil itu  merupakan suatu keruntungan. 
Karena itu  demi    tercipta anak-anak yang cerdas  dan terampil  sejak dari kecilmereka  dibiasakan agar ingat  nama Tuhan berkali-kali   jika mereka  menghadap Tuhannya. Jadikan kebiasaan ingat Tuhan agar mereka jadi anak-anak yang cerdas..
Berikan pemahaman  pada anak didik  bahwa  Tuhan itu satu  dan  namanya  saja  yang banyak sesuai  jumlah bahasa  manusia yang ada  dimuka  bumi. Asalkan   umat itu serius ingat nama Tuhan didalam hati  maka mereka semua akan jadi pribadi yang cerdas  pula.   Jika  manusia ingat Tuhan seperti  burung beo  hanya ngoceh melulutidak didalam hati maka selamanya manusia akan menjadi beo yang bego.
 Manusia  bukanlah burung beo yang bego  yang  sepanjang masa  setia  membeo  tapi tetap bego  tidak mengerti adanya keanekaragaman  nama Tuhan  dalam kehidupan ini.  Manusia  jangan menirukan  burung  beo, manusia  dalam beriman  harus  juga menggunakan kesadarannya sendiri untuk menimbang-nimbang    antara  yang benar dan salah.   Didunia ini jangan egois  seperti beo yang hanya setia  membeo. Dunia ini penuh  warna warnai keimanan bagai  suara burung dan  warna bulu burung  yang ada dimuka bumi.  semua memiliki  corak tersendiri  yang tidak mungkin  disama ratakan ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar