Senin, 03 Desember 2018

DUPA, PETUNJUK PENERANG MENTAL


I. PENDAHULUAN
Tujuan  dari  agama  diturunkan kemuka bumi    dimana  ajaran agama  tersebut berfungsi  sebagai petunjuk kejalann yang benar  iaitu dijalan  yang terang.  Dalam kehidupan  ini  kegelapan  yang utama  dialami oleh manusia  yang membuat hidupnya tersesat, terjebak dan terperangkap adalah kegelapan disisi mental.  Karena kegelapan yang utama ada disisi mental maka sesungguhnya ajaran agama itu sebagai petunjuk penerang mental..
Agama  hindu diantara agama  yang lain  yang ada dimuka bumi juga merupakan petunjuk penerang mental..  agama   hindu sebagai petunjuk penerang mental  merupakan agama  yang sarat dengan upacara   dan tentunya  ada  filsafat serta   ada ajaran etika atau susila  didalamnya..
Adanya  penggunaan  dupa  dalam  ajaran  hindu  itu merupakan  sisi upacaranya.  Dupa merupakan salah satu sarana upacara  yang utama dalam ajaran hindu.  Dibalik  dupa  ini terdapat nilai  filsafat  yang  bisa dijadikan petunjuk untuk menerangi mental..
Upacara  yang dalam bahasa  sansekerta  yang  terdiri dari kata upa  yang artinya dekat, pendekatan, sekiranya  adanya bentuk dupa  yang sedemikian rupa  didalamnya terdapat nilai  filsafat  yang didalamnya terdapat tatacara atau teknik  untuk mendekatkan atau tehnik untuk mempermudah agar seseorang bisa mengerti  cara untuk  membuat  mental menjadi terang..
Dapat pula  pada  dupa setelah  ditemukan  nilai  filsafatnya  didalammnya terdapat petunjuk untuk  membuat mental menjadi terang. Melalui dupa  yang merupakan  simbol tersebut setelah  filsafatnya ditemukan membuat seseorang  dengan mudah mengerti  caranya untuk membuat mental menjadi terang.
Pikiran- kacau,  ruwet,  bingung, sumpek, penat, kebimbangan,  galau, prustasi, tegang, loyo tiada  gairah dan  termasuk  orang  yang suka  berulah,  suka kejahatan merupakan  wujud  mental  gelap.  Kegelapan mental tersebut bisa  dihilangkan bila  menggunakan petunjuk pada  dupa  dalam beragama.  Beragama  disertai dengan menerapkan  nilai  filsafatnya akan membuat agama  jadi praktis  dan jelas. Asalkan  diterapkan sesuai filsafatnya  pastilah  mental manusia berubah menjadi terang..
Jika  dalam beragama  hanya upacara melulu iaitu membuat  banyak upacara dan  mempersembahkan upacara kehadapan Tuhan sementara  filsafatnya   kurang  maka  hasil dari pelaksanaan agama  kurang   sesuai harapan.  Agama kurang filsafat kurang mampu menerangi mental  masyarakat  yang ada dalam keterpurukan, atau kegelapan.  Bila beragama  hanya berupacara semata itu hanya  dapat memuaskan perasaan umat yang lagi mujur  berkelimpahan  rahmat.  Sementara  yang kegelapan, yang terpuruk  tetap  berasa  dalam  kegelapan hingga akhir  hayatnya.
Karena itu agar  mental jadi terang  sekiranya  beragama  jangan  sebatas  berupacara, melainkan  harus disertai  filsafatnya, harus belajar  jangan  hanya mewarisi.  Dengan menerapkan filsafatnya perlahan tapi pasti akan ada perubahan iaitu mental yang gelap  berubah menjadi terang. Mental bobrok akan berubah jadi  normal perlahan-lahan. Dengan   diterapkan  ajaran agama sesuai  filsafatnya  perlahan lahan tapi pasti  kelak akan ada perubahan kearah yang lebih baik bagi orang  yang menerapkannya.

II. FILSAFAT  DUPA.
Dupa  yang sedemikian rupa  tersebut   sarat dengan  nilai-nilai keagamaan  atau nilai filsafat.  Nilai  filsafat pada  dupa didalamnya  berupa petunjuk atau tatacara  dalam menerapkan ajaran agama agar mental manusia  langsung terang. Nilai  filsafat  yang terdapat  pada  dupa tersebut tentu  tidak tertulis  pada kitab suci. Betuk upacara yang nilai filsafatnya  tidak tertulis pada   kitab suci tersebut  ibarat sebuah soal  yang  diberikan oleh guru  tanpa jawabannya.  Dalam hal ini  nilai  filsafatnya itu merupakan  tugas  umatlah  yang menemukan. Hal ini ibarat seorang siswalah yang menulis jawaban dari soal yang diberikan oleh gurunya.
Perihal  tentang kebenaran nilai  filsafat pada  dupa,  sekiranya perlu diketahui  bahwa nilai filsafat pada dupa  hanya berupa petunjuk singkat  yang berupa singkatan kata-kata. Kata  dupa,  hio, lidi  sebagai bahan pembuat  dupa  dan  kata api  semuanya  merupakan pesan singkat dalam singkatan kata-kata.  Bila  pesan singkat  dalam  kata  dupa  dan kata  lainnya   setelah dipanjangkan  barulah pesan ajaran yang singkat bisa  ditemukan  dan diperaktekkan. Pesan singkat  dari ajaran agama pada kata dupa tersebut   dapat dikenali sesuai kepanjangan  kata dupa dan kata lainnya sebagai berikut :
1.      1. DUPA..
Kata  dupa  dipanjangkan menjadi  “duduk berjapa mantra”.  Hal ini dapat diterangkan  pesan ajaran  yang terkandung pada kata  dupa  adalah  hendaknya dalam menjalankan ajaran agama  seseorang  harus mengambil sikap duduk bersila.  Setelah duduk bersila  lakukan japamantra iaitu mengucapkan  mantra  sampai berkali kali.  Dupa  yang tertancap ditanah itu meyimbolkan sikap duduk bersila saat berjapa  diam tidak kemana-mana sampai berjam-jam.  Jadi  sesuai  nilai  filsafat pada kata  dupa  cara menerapkan ajaran agama adalah dengan cara  duduk bersila   diam  ditempat selama mungkin melakukan japamantra.
2.     2.   HIO.
HIO merupakan  nama lain dari  dupa  dalam  pengaruh  bahasa  cina.  Masyarakat  cina  mengenal  nama dupa  iaitu hio  karena  dalam masyarakat cina  dalam  berkeyakinan  menggunakan  dupa.  Karena itu    dicina  ada  nama  dupa dalam bahasa  cina.
Nilai filsafat yang terdapat pada kata  Hio  ditunjukkan oleh kepanjangan dari setiap hurup dari kata  hio iaitu “harus ingat OM”.  Dalam ajaran hindu  mantra Om merupakan  mantra utama yang harus diucapkan  diawal mengucapkan mantra apa saja.  Dalam berjapamantra  harus diawali  dengan mengucapkan mantra Om dahulu sampai  beberapa kali  baru lanjutkan dengan berjapa mantra. Tentang keharusan mengucapkan mantra  OM ada  slokanya di kitab manawadharmasastra).
3.      3. LIDI  DAN SERBUK KAYU
Dupa  dibuat dari sebuah lidi  yang  dilekati serbuk kayu yang  halus  dan lembut  yang  diolah  sedemikian  rupa.  Nilai filsafat  dari  kata  lidi ditunjukkan  oleh kepanjangan  kata lidi iaitu “lihatlah Dia”.   Hal ini  dapat  diterangkan saat menerapkan ajaran agama  dengan melakukan  japamantra  disaat duduk,  hendaknya seseorang berusaha  melihat  Dia   Tuhan yang ada didalam hati  iaitu Atma.  Dalam hal ini  pikirannya  yang  dipakai  untuk melihat Atma dihati  dengan cara  mengarahkan pikiran  disela alis. Melalui mengarahkan pandangan disela alis  sambil memejamkan  mata  bila pikiran diam, hening tidak kemana-mana  maka  pikiran  bisa menemukan Atma. Saat pikiran menemukan Atma  pada saat hening biasanya  disaat itu ada sepercik cahaya terang. Bila  bermeditasi ditempat gelap ataudiruang tertutup tanda-tanda  menemukan  Atma  biasanya    saat mata terpejam  suasana yang awalnya gelap perlahan  nampak terang padahal mata ditutup. Adanya  cahaya terang tersebut ibarat ujung dupa dikasi nyala api. Kehadiran cahaya  Atma tersebut     membuat pikiran jadi terang dan mentalitas  langsung jadi terang.
Lidi  dupa  yang lurus sedemikian rupa  merupakan  simbol pikiran  yang diarahkan pada Atma  dan pikiran itulah yang dipakai melihat  Atma  dalam keheningan meditasi. Atma  tak bisa dilihat  dengan  mata  biasa dan hanya bisa dilihat dengan pikiran sebagai mata ketiga.

Pikiran bisa melihat Atma  bilamana pikiran benar benar lurus eperti dupa yang lurus tertancap pada tanah. Pikiran bisa lurus menuju Atma bila pikiran hening.  Sudah sifat pikiran kocak, maunya  pergi kesana kemari.  Agar pikiran diam itu pentingnya  berjapamantra  Berjapamantra mengucapkan satu jenis mantra  sampai sebanyak mungkin  membantu membuat pikiran  yang kocak agar jadi hening.
Karena itu kalau pikiran   masih kocak, susah didiamkan  saat meditasi agar berubah jadi hening lakukan japa mantra terus menerus sambil berusaha  mengkeningkan pikiran dengan mengarahkan perhatian pikiran disela alis.
Selanjutnya  nilai  yang terdapat pada kata serbuk kayu yang menempel pada dupa ditunjukkan oleh kepanjangan kata  serbuk iaitu “sering buka kitab suci”.. Melalui sering –sering membaca kitab suci membuat  ada kenangan  isi kitab suci dipikiran.  Kenangan kitab suci yang dibaca   itu akan melekat dipikiran bagai  lidi dupa  yang dilekati dengan sebuk kayu.
Adanya kenangan kitab suci dipikiran membuat  nyala api  Atma  jadi lebih lama  diam dipikiran. Nyala api Atma yang lama dipikiran  bila  saat pagi hari bermeditasi dan berjapamantra  cukuplah sekiranya menerangi pikiran dari pagi sampai sore hari. Setelah itu sorenya lagi meditasi  maka  cahaya atma dipikiran  cukup menerangi mental selama tidur dimalam harinya.  
Jika  dalam pikiran  tidak ada kenangan   ayat-ayat suci  karena tidak rajin membaca kitab suci  maka pikiran  hanya  bagaikan lidi semata  tanpa serbuk kayu.  Pada pikiran yang demikian   akan membuat  nyala api Atma  hanya sebentar dan sesudah itu padam. Karena itu selain berjapamantra  meditasi tuk memusatkan pikiran pada Atma penting juga  rajin buka kitab suci untuk membacanya.  Rajin membaca kitab suci bagaikan  orang menempelkan serbuk kayu pada lidi untuk dijadikan dupa.

4.       4. API
Api  yang dinyalakaan pada  dupa  membuat ada  nyala terang yang terlihat.. adanya  nyala terang pada  dupa  itu memberi petunjuk kepada manusia  dalam menerapkan ajaran agama dengan cara duduk berjapa mantra  dan meditasi agar mental manusia   menemukan terang dan agar langsung menjadi terang benderang.
Nilai agama yang terdapat pada  kata Api ditujukkan oleh kepanjangan setiap hurup dari kata Api iaitu “ Atma Pelita Insani”.  Sesuai kepanjangan kata  Api tersebut  Atma didalam hati manusia  merupakan pelita  setiap Insani atau  setiap orang.  Karena Atma sebagai pelita abadi  maka pikiran yang gelap, pikiran yang kacau, ruwet  dan sumpek  harus diarahkan pada  Atma. Duduk berjapamantra disertai meditasi ditempat sepi atau dikamar itulah cara Pikiran  yang kegelapan  agar terang  harus  membawa pikiran menuju Atma..
Pikiran sumpek, stress, pikiran berisi niat jahat,  pikiran kalut, bingung  itu tanda-tanda kegelapan.  Kegelapan dalam pikiran  seperti itu  hanya  atma penerangnya, hanya atma yang melenyapkan kegelapan tersebut. Bila pikiran  hening menyatu pada Atma  maka pikiran  yang gelap langsung berubah jadi terang .
Pikiran terang  menempel pada Atma itulah sebagai  hasil  yang harus diupayakan dalam menjalankan ajaran agama dengan japamantra dan meditasi. Dengan menempelnya pikiran pada Atma  seseorang telah mencapai penerangan. Kalau sudah terang   maka kegelapan dan keruwetan dipikiran  jadi lenyap bagai kegelapan malam  akan lenyap bila  matahari terbit..
Sesuai nyala api  yang  memberi terang, sekiranya orang yang menerapkan ajaran agama dengan  cara  duduk berjapamantra dan meditasi adalah orang-orang yang kegelapan didunia.  Degan   cara  berjapamantra dan meditasi  ia  akan merasakan terangdan plong hatinya.. sementara bagi orang yang  terang mentalnya yang berkelimpahan harta bolehlah mereka  hanya  membikin banyak upacara dan puas  hanya berupacara saja.

III. ATMA  API KEHIDUPAN, sumber tenaga

Atma  didalam hati manusia merupakan  api kehidupan iaitu api  yang membuat manusia menjadi hidup. Tanda-tanda adanya kehidupan  pada manusia  adalah adanya  tenaga. Hidup  dantenaga  tidak bisa  dipisahkan  karena itu  tanda-tanda  hidup adalah adanya tenaga untuk melakukan aktivitas.
Atma  itu sendiri sumber tenaga  yang ada pada manusia.  Atma sebagai api kehidupan yang ada didalam  hati merupakan  sumber tenaga.  Dengan  adanya tenaga yang  bersumber  dari Atma  yang membuat  manusia dan semua  makhluk  menjadi hidup. Atma sebagai api kehidupan  sebagai sumber tenaga  itu bagaikan perapian pada busi  sepeda motor.
Dalam hal ini api Atma  pada  pikiran bagaikan   api  busi pada motor  yang berperan sebagai  pembakar  bensin  agar dihasilkan tenaga untuk menggerakkan  motor.  Dalam hal ini   api  Atma yang ada  dipikiran  akan memungkinkan adanya pembakaran sari-sari makanan didalam  tubuh manusia.  Melaui pembakaran tersebut  akan  dihasilkan tenaga  untuk melakukan  aktivitas..
Dalam kehidupan ini jika ada orang  yang sudah makan tetapi  tidak ada tenaga dihasilkan  itu menandakan dipikiran dan akal budinya  sudah tidak ada apinya. Pikirannya sudah gelap.  Walau makan  secukupnya jika  tidak ada nyala api Atma dipikiran maka tidak akan terjadi pembakaran  sari-sari makanan.  Tidak adanya  pembakaran  maka tidak dihasilkan tenaga  untuk bergerak.
Kalau  sudah tidak ada tenaga maka manusia  terlihat bagaikan motor yang mati.  Tubuhpun terasa berat dipakai berjalan bagaikan menuntun motor mati saja.  Karena itu agar  ada tenaga  untuk melakukan  aktivitas  penting sekali melakukan japamantra dan meditasi  untuk menghidupkan nyala api Atma dipikiran.
Dengan  nyala api Atma dipikiran  akan memungkinkan  adanya  pembakaran sari-sari makanan sehingga ada tenaga  untuk  menjalani hidup.  Nyala api Atma itu  yang membuat ada tenaga   untuk bangkit dan Atma itu sendiri api kebangkitan dalam hidup ini.  Karena itu  bila ingin ada kebangkitan ingatlah Atma  dengan rajin berjapa dan meditasi.
 Latihlah dan biasakan  diri melakukan japamantra dan meditasi memusatkan pandangan disela alis. Seperti  orang yang bisa  naik sepeda diawali latihan, sekiranya  japa dan meditasi  diawali dengan latihan atau pembiasaan.  Dengan menjadikan japa mantra dan meditasi  sebagai kebiasaan maka  perlahan-lahan  pikiran bisa terang   dan  ada kebangkitan  dalam hidup.
Bagi orang yang ingin  bangkit  silahkan lakukan  japamantra  dan meditasi . japa mantra dan meditasi itulah jalan  terang  yang dapat membuat pikiran  dan mental menjadi teranng..

IV. ATMA TENAGA TAK TERKIRA
Tenaga   yang memancar  atau mengalir  dari Atma,  rasanya  tak  terkira atau tak terbandingkan  dengan  tenaga  yang dihasilkan  dari   hasil mengkomsumsi makanan  suplemen  penghasil tenaga  buatan pabrik manapun.
Bila  dalam  meditasi  dan berjapa  bila benar-benar  hening    dan sampai menemukan  pancaran  cahayaNya   yang terang maka secara  mendadak  fisik jadi segar bertenaga.  Tubuh  yang loyo  tak bertenaga  seketika jadi bangkit  bila pikiran dalam keheningan mampu menemukan  cahaya Atma  yang terang.
Pikiran sumpek, kalut bingungpun  akan  lenyap seketika   bila kehadiran  cahaya Atma  dalam keheningan.  Demi  ada kebangkitan tenaga  dan  hidup jadi lebih sehat bersemangat   sekiranya  pancaran  cahaya Atma itulah yang diincar-incar dengan berjapa  dan meditasi..

V. MENIUP API  AGAR SEMAKIN TERANG.

Api   atau bara api bila ditiup-tiup   secara  halus maka nyalanya  akan semakin terang/ membesar.  Sekiranya  dalam berjapamantra  dan  bermeditasi penting disertai terus  dengan pernapasan  yang halus  dan sepanjang mungkin  lalu menahan napas  semampunya.  Pernapasan  itu  dapat membuat  cahaya Atma  semakin terang..
Karena itu  dalam berjapa mantra  dan meditasi  jangan melulu mengikuti    hanya menghitung  jumlah mantra  melulu sampai  ribuan, sekiranya penting  lakukan pernapasan tuk meniup  api Atma akan  cahayanya  semakin terang..
Pernapasan itu penting juga  agar    pikiran  tetap sejuk  dan tidak cepat panas.  Pernapasan itu  bagaikan  sistem pengaturan udara  pada kabulator.  Unsur udara itu penting juga  yang membuat  api Atma  bisa menyala.  Bila unsur  udara tidak ada  masuk kedalam lokasi hati lewat paru paru maka  Nyala api Atma  akan padam.  Karena  unsur pernapasan dan menjaga paru-paru  agar selaku sehat...
VI.DITEMPAT TERTUTUP ATAU DITEMPAT SEPI.
Diruang tertutup seperti  dikamar   dan ditempat-tempat sepi  seperti dihutan dan dipegunungan  merupakan tempat  yang  baik untuk berjapa dan  meditasi.  Ditempat itu   secara alami tempatnya hening.  Ditempat  yang alami hening  akan membuat pikiran cepat sekali hening.. disaat pikiran hening  biasanya  cahaya Atma mudah sekali   nampak membesar.
Bagaikan api  lilin  diruang tenang tak kencang anginnya   nyalanya biasa  terang  begitulah  cahaya api Atma dihati akan terang  dan  nampak  bila pikiran hening, diam.  Bila pikiran  bergerak kesana kemari   maka  cahaya Atma  tidak nampak  bagaikan  cahaya api lilin  ditempat yang  kencang anginnya akan lenyap padam tak terlihat..
Bagi orang yang sudah loyo-loyoan  yang sudah  tidak mempan didoping  dengan  makanan suplemen  cobalah lakuka meditasi ditempat hening . kalau takut dihutan malam hari  lakukan  saja disore harinya    dan  cobalah duduuk bermeditasi dan berjapa mantra..  Jika benar-benar hening  tak perlu  lama tinggal dihutan.  Cukup  satu jamlah  sudah ada  kebangkitan tenaga  dan sesudahitu balik lagi kerumah..
Petunjuk sudah jelas  dan terang mengapa lama-lama tinggal dihutan?.  Intinya  mental  sudah diterangi  dan segar tenaganya , ya  balik lagi kerumah kalau memang  masih ada  tanggung jawab  hidup bermasyarakat.  Jadi  bila  tenaga  sudah  agaakloyo  sekali-kali luangkan waktunya  kegunung, kehutan atau kepantai  dan  duduklah  berjapa serta bermeditasi.  Jadikan meditasi dan berjapa ditempat sepi  tuk merepres pikiran atau  represing untuk penyegaran.  Dengan  cara itu  hidup jadilebih segar danlebih sehat..
MEMBAKAR GULA
Adanya penyakit  gula  yang semarak  menyerang masyarakat dewasa ini itu dikarenakan  zari-zari makanan  iaitu  karbohidrat   telah menumpuk  berkelebihan.  Zat gula yang berkelebihan  itu yang lama-lama  jadi penyakit kencing manis.
Agar tidak menumpuk  berkelebihan  jadi penyakit gula  sekiranya  Zat gula itu  harus  dibakar. Cara membakarnya hadirkanlah api Atma dalam keheningan  meditasi dan japamantra  setiap pagi dan sore hari..   Kehadiran  api Atma  yang terang itu akan membakarnya lalu dirubahnya menjadi tenaga.  Dengan  tenaga  tersebut  akan membuat tenaga  jadi bangkit  sehingga  hidup   bisa  bergeraklincah kesana  kemari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar