I. PENDAHULUAN
Tujuan dari
agama diturunkan kemuka bumi dimana
ajaran agama tersebut
berfungsi sebagai petunjuk kejalann yang
benar iaitu dijalan yang terang.
Dalam kehidupan ini kegelapan
yang utama dialami oleh manusia yang membuat hidupnya tersesat, terjebak dan
terperangkap adalah kegelapan disisi mental.
Karena kegelapan yang utama ada disisi mental maka sesungguhnya ajaran
agama itu sebagai petunjuk penerang mental..
Agama hindu diantara agama yang lain
yang ada dimuka bumi juga merupakan petunjuk penerang mental.. agama
hindu sebagai petunjuk penerang mental
merupakan agama yang sarat dengan
upacara dan tentunya ada
filsafat serta ada ajaran etika
atau susila didalamnya..
Adanya penggunaan
dupa dalam ajaran
hindu itu merupakan sisi upacaranya. Dupa merupakan salah satu sarana upacara yang utama dalam ajaran hindu. Dibalik
dupa ini terdapat nilai filsafat
yang bisa dijadikan petunjuk
untuk menerangi mental..
Upacara yang dalam bahasa sansekerta
yang terdiri dari kata upa yang artinya dekat, pendekatan,
sekiranya adanya bentuk dupa yang sedemikian rupa didalamnya terdapat nilai filsafat
yang didalamnya terdapat tatacara atau teknik untuk mendekatkan atau tehnik untuk
mempermudah agar seseorang bisa mengerti
cara untuk membuat mental menjadi terang..
Dapat pula pada
dupa setelah ditemukan nilai
filsafatnya didalammnya terdapat
petunjuk untuk membuat mental menjadi
terang. Melalui dupa yang merupakan simbol tersebut setelah filsafatnya ditemukan membuat seseorang dengan mudah mengerti caranya untuk membuat mental menjadi terang.
Pikiran- kacau, ruwet,
bingung, sumpek, penat, kebimbangan,
galau, prustasi, tegang, loyo tiada gairah dan termasuk orang
yang suka berulah, suka kejahatan merupakan wujud
mental gelap. Kegelapan mental tersebut bisa dihilangkan bila menggunakan petunjuk pada dupa
dalam beragama. Beragama disertai dengan menerapkan nilai
filsafatnya akan membuat agama
jadi praktis dan jelas.
Asalkan diterapkan sesuai
filsafatnya pastilah mental manusia berubah menjadi terang..
Jika dalam beragama
hanya upacara melulu iaitu membuat
banyak upacara dan
mempersembahkan upacara kehadapan Tuhan sementara filsafatnya
kurang maka hasil dari pelaksanaan agama kurang sesuai harapan. Agama kurang filsafat kurang mampu menerangi
mental masyarakat yang ada dalam keterpurukan, atau
kegelapan. Bila beragama hanya berupacara semata itu hanya dapat memuaskan perasaan umat yang lagi mujur berkelimpahan
rahmat. Sementara yang kegelapan, yang terpuruk tetap
berasa dalam kegelapan hingga akhir hayatnya.
Karena itu agar mental jadi terang sekiranya
beragama jangan sebatas
berupacara, melainkan harus
disertai filsafatnya, harus belajar jangan hanya mewarisi. Dengan menerapkan filsafatnya perlahan tapi
pasti akan ada perubahan iaitu mental yang gelap
berubah menjadi terang. Mental bobrok akan berubah jadi normal perlahan-lahan. Dengan diterapkan
ajaran agama sesuai
filsafatnya perlahan lahan tapi
pasti kelak akan ada perubahan kearah
yang lebih baik bagi orang yang
menerapkannya.
II. FILSAFAT DUPA.
Dupa yang sedemikian rupa tersebut
sarat dengan nilai-nilai
keagamaan atau nilai filsafat. Nilai
filsafat pada dupa didalamnya berupa petunjuk atau tatacara dalam menerapkan ajaran agama agar mental
manusia langsung terang. Nilai filsafat
yang terdapat pada dupa tersebut tentu tidak tertulis pada kitab suci. Betuk upacara yang nilai
filsafatnya tidak tertulis pada kitab
suci tersebut ibarat sebuah soal yang
diberikan oleh guru tanpa
jawabannya. Dalam hal ini nilai
filsafatnya itu merupakan
tugas umatlah yang menemukan. Hal ini ibarat seorang
siswalah yang menulis jawaban dari soal yang diberikan oleh gurunya.
Perihal tentang kebenaran nilai filsafat pada
dupa, sekiranya perlu
diketahui bahwa nilai filsafat pada
dupa hanya berupa petunjuk singkat yang berupa singkatan kata-kata. Kata dupa,
hio, lidi sebagai bahan
pembuat dupa dan
kata api semuanya merupakan pesan singkat dalam singkatan
kata-kata. Bila pesan singkat
dalam kata dupa
dan kata lainnya setelah dipanjangkan barulah pesan ajaran yang singkat bisa ditemukan
dan diperaktekkan. Pesan singkat
dari ajaran agama pada kata dupa tersebut dapat dikenali sesuai kepanjangan kata dupa dan kata lainnya sebagai berikut :
1. 1. DUPA..
Kata dupa
dipanjangkan menjadi “duduk
berjapa mantra”. Hal ini dapat
diterangkan pesan ajaran yang terkandung pada kata dupa
adalah hendaknya dalam
menjalankan ajaran agama seseorang harus mengambil sikap duduk bersila. Setelah duduk bersila lakukan japamantra iaitu mengucapkan mantra
sampai berkali kali. Dupa yang tertancap ditanah itu meyimbolkan sikap
duduk bersila saat berjapa diam tidak kemana-mana
sampai berjam-jam. Jadi sesuai
nilai filsafat pada kata dupa
cara menerapkan ajaran agama adalah dengan cara duduk bersila diam
ditempat selama mungkin melakukan japamantra.
2. 2. HIO.
HIO
merupakan nama lain dari dupa
dalam pengaruh bahasa
cina. Masyarakat cina
mengenal nama dupa iaitu hio
karena dalam masyarakat cina dalam
berkeyakinan menggunakan dupa.
Karena itu dicina ada
nama dupa dalam bahasa cina.
Nilai filsafat
yang terdapat pada kata Hio ditunjukkan oleh kepanjangan dari setiap
hurup dari kata hio iaitu “harus ingat
OM”. Dalam ajaran hindu mantra Om merupakan mantra utama yang harus diucapkan diawal mengucapkan mantra apa saja. Dalam berjapamantra harus diawali
dengan mengucapkan mantra Om dahulu sampai beberapa kali
baru lanjutkan dengan berjapa mantra. Tentang keharusan mengucapkan
mantra OM ada slokanya di kitab manawadharmasastra).
3. 3. LIDI DAN SERBUK KAYU
Dupa dibuat dari sebuah lidi yang
dilekati serbuk kayu yang
halus dan lembut yang
diolah sedemikian rupa.
Nilai filsafat dari kata lidi ditunjukkan oleh kepanjangan kata lidi iaitu “lihatlah Dia”. Hal ini
dapat diterangkan saat menerapkan
ajaran agama dengan melakukan japamantra
disaat duduk, hendaknya seseorang
berusaha melihat Dia
Tuhan yang ada didalam hati iaitu
Atma. Dalam hal ini pikirannya
yang dipakai untuk melihat Atma dihati dengan cara
mengarahkan pikiran disela alis.
Melalui mengarahkan pandangan disela alis
sambil memejamkan mata bila pikiran diam, hening tidak
kemana-mana maka pikiran
bisa menemukan Atma. Saat pikiran menemukan Atma pada saat hening biasanya disaat itu ada sepercik cahaya terang.
Bila bermeditasi ditempat gelap
ataudiruang tertutup tanda-tanda
menemukan Atma biasanya
saat mata terpejam suasana yang
awalnya gelap perlahan nampak terang
padahal mata ditutup. Adanya cahaya
terang tersebut ibarat ujung dupa dikasi nyala api. Kehadiran cahaya Atma tersebut membuat pikiran jadi terang dan
mentalitas langsung jadi terang.
Lidi dupa
yang lurus sedemikian rupa merupakan simbol pikiran yang diarahkan pada Atma dan pikiran itulah yang dipakai melihat Atma
dalam keheningan meditasi. Atma
tak bisa dilihat dengan mata
biasa dan hanya bisa dilihat dengan pikiran sebagai mata ketiga.
Pikiran bisa
melihat Atma bilamana pikiran benar
benar lurus eperti dupa yang lurus tertancap pada tanah. Pikiran bisa lurus
menuju Atma bila pikiran hening. Sudah
sifat pikiran kocak, maunya pergi kesana
kemari. Agar pikiran diam itu
pentingnya berjapamantra Berjapamantra mengucapkan satu jenis
mantra sampai sebanyak mungkin membantu membuat pikiran yang kocak agar jadi hening.
Karena itu kalau
pikiran masih kocak, susah didiamkan saat meditasi agar berubah jadi hening lakukan
japa mantra terus menerus sambil berusaha mengkeningkan pikiran dengan mengarahkan
perhatian pikiran disela alis.
Selanjutnya nilai
yang terdapat pada kata serbuk kayu yang menempel pada dupa ditunjukkan oleh
kepanjangan kata serbuk iaitu “sering
buka kitab suci”.. Melalui sering –sering membaca kitab suci membuat ada kenangan
isi kitab suci dipikiran.
Kenangan kitab suci yang dibaca
itu akan melekat dipikiran bagai
lidi dupa yang dilekati dengan
sebuk kayu.
Adanya kenangan
kitab suci dipikiran membuat nyala
api Atma
jadi lebih lama diam dipikiran.
Nyala api Atma yang lama dipikiran
bila saat pagi hari bermeditasi
dan berjapamantra cukuplah sekiranya
menerangi pikiran dari pagi sampai sore hari. Setelah itu sorenya lagi
meditasi maka cahaya atma dipikiran cukup menerangi mental selama tidur dimalam
harinya.
Jika dalam pikiran
tidak ada kenangan ayat-ayat
suci karena tidak rajin membaca kitab
suci maka pikiran hanya
bagaikan lidi semata tanpa serbuk
kayu. Pada pikiran yang demikian akan membuat
nyala api Atma hanya sebentar dan
sesudah itu padam. Karena itu selain berjapamantra meditasi tuk memusatkan pikiran pada Atma
penting juga rajin buka kitab suci untuk
membacanya. Rajin membaca kitab suci
bagaikan orang menempelkan serbuk kayu
pada lidi untuk dijadikan dupa.
4. 4. API
Api yang dinyalakaan pada dupa
membuat ada nyala terang yang
terlihat.. adanya nyala terang pada dupa
itu memberi petunjuk kepada manusia
dalam menerapkan ajaran agama dengan cara duduk berjapa mantra dan meditasi agar mental manusia menemukan terang dan agar langsung menjadi
terang benderang.
Nilai agama yang
terdapat pada kata Api ditujukkan oleh
kepanjangan setiap hurup dari kata Api iaitu “ Atma Pelita Insani”. Sesuai kepanjangan kata Api tersebut
Atma didalam hati manusia merupakan
pelita setiap Insani atau setiap orang. Karena Atma sebagai pelita abadi maka pikiran yang gelap, pikiran yang kacau,
ruwet dan sumpek harus diarahkan pada Atma. Duduk berjapamantra disertai meditasi
ditempat sepi atau dikamar itulah cara Pikiran
yang kegelapan agar terang harus membawa pikiran menuju Atma..
Pikiran sumpek,
stress, pikiran berisi niat jahat,
pikiran kalut, bingung itu
tanda-tanda kegelapan. Kegelapan dalam
pikiran seperti itu hanya
atma penerangnya, hanya atma yang melenyapkan kegelapan tersebut. Bila
pikiran hening menyatu pada Atma maka pikiran yang gelap langsung berubah jadi terang .
Pikiran terang menempel pada Atma itulah sebagai hasil
yang harus diupayakan dalam menjalankan ajaran agama dengan japamantra
dan meditasi. Dengan menempelnya pikiran pada Atma seseorang telah mencapai penerangan. Kalau
sudah terang maka kegelapan dan
keruwetan dipikiran jadi lenyap bagai
kegelapan malam akan lenyap bila matahari terbit..
Sesuai nyala
api yang
memberi terang, sekiranya orang yang menerapkan ajaran agama dengan cara
duduk berjapamantra dan meditasi adalah orang-orang yang kegelapan
didunia. Degan cara
berjapamantra dan meditasi
ia akan merasakan terangdan plong
hatinya.. sementara bagi orang yang terang
mentalnya yang berkelimpahan harta bolehlah mereka hanya
membikin banyak upacara dan puas
hanya berupacara saja.
III. ATMA API KEHIDUPAN, sumber tenaga
Atma didalam hati manusia merupakan api kehidupan iaitu api yang membuat manusia menjadi hidup.
Tanda-tanda adanya kehidupan pada
manusia adalah adanya tenaga. Hidup
dantenaga tidak bisa dipisahkan
karena itu tanda-tanda hidup adalah adanya tenaga untuk melakukan
aktivitas.
Atma itu sendiri sumber tenaga yang ada pada manusia. Atma sebagai api kehidupan yang ada
didalam hati merupakan sumber tenaga. Dengan
adanya tenaga yang bersumber dari Atma
yang membuat manusia dan
semua makhluk menjadi hidup. Atma sebagai api kehidupan sebagai sumber tenaga itu bagaikan perapian pada busi sepeda motor.
Dalam hal ini api Atma pada
pikiran bagaikan api busi pada motor yang berperan sebagai pembakar
bensin agar dihasilkan tenaga
untuk menggerakkan motor. Dalam hal ini api
Atma yang ada dipikiran akan memungkinkan adanya pembakaran sari-sari
makanan didalam tubuh manusia. Melaui pembakaran tersebut akan
dihasilkan tenaga untuk
melakukan aktivitas..
Dalam kehidupan ini jika ada
orang yang sudah makan tetapi tidak ada tenaga dihasilkan itu menandakan dipikiran dan akal
budinya sudah tidak ada apinya.
Pikirannya sudah gelap. Walau makan secukupnya jika tidak ada nyala api Atma dipikiran maka tidak
akan terjadi pembakaran sari-sari
makanan. Tidak adanya pembakaran
maka tidak dihasilkan tenaga
untuk bergerak.
Kalau sudah tidak ada tenaga maka manusia terlihat bagaikan motor yang mati. Tubuhpun terasa berat dipakai berjalan
bagaikan menuntun motor mati saja.
Karena itu agar ada tenaga untuk melakukan aktivitas
penting sekali melakukan japamantra dan meditasi untuk menghidupkan nyala api Atma dipikiran.
Dengan nyala api Atma dipikiran akan memungkinkan adanya
pembakaran sari-sari makanan sehingga ada tenaga untuk
menjalani hidup. Nyala api Atma
itu yang membuat ada tenaga untuk bangkit dan Atma itu sendiri api
kebangkitan dalam hidup ini. Karena
itu bila ingin ada kebangkitan ingatlah
Atma dengan rajin berjapa dan meditasi.
Latihlah dan biasakan diri melakukan japamantra dan meditasi
memusatkan pandangan disela alis. Seperti
orang yang bisa naik sepeda
diawali latihan, sekiranya japa dan
meditasi diawali dengan latihan atau
pembiasaan. Dengan menjadikan japa
mantra dan meditasi sebagai kebiasaan
maka perlahan-lahan pikiran bisa terang dan
ada kebangkitan dalam hidup.
Bagi orang yang ingin bangkit
silahkan lakukan japamantra dan meditasi . japa mantra dan meditasi
itulah jalan terang yang dapat membuat pikiran dan mental menjadi teranng..
IV. ATMA TENAGA TAK TERKIRA
Tenaga yang memancar atau mengalir
dari Atma, rasanya tak
terkira atau tak terbandingkan
dengan tenaga yang dihasilkan dari
hasil mengkomsumsi makanan
suplemen penghasil tenaga buatan pabrik manapun.
Bila dalam
meditasi dan berjapa bila benar-benar hening
dan sampai menemukan
pancaran cahayaNya yang terang maka secara mendadak
fisik jadi segar bertenaga.
Tubuh yang loyo tak bertenaga
seketika jadi bangkit bila pikiran
dalam keheningan mampu menemukan cahaya
Atma yang terang.
Pikiran sumpek, kalut bingungpun akan
lenyap seketika bila
kehadiran cahaya Atma dalam keheningan. Demi
ada kebangkitan tenaga dan hidup jadi lebih sehat bersemangat sekiranya
pancaran cahaya Atma itulah yang
diincar-incar dengan berjapa dan
meditasi..
V. MENIUP API AGAR SEMAKIN TERANG.
Api atau bara api bila ditiup-tiup secara
halus maka nyalanya akan semakin
terang/ membesar. Sekiranya dalam berjapamantra dan
bermeditasi penting disertai terus
dengan pernapasan yang halus dan sepanjang mungkin lalu menahan napas semampunya.
Pernapasan itu dapat membuat
cahaya Atma semakin terang..
Karena itu dalam berjapa mantra dan meditasi
jangan melulu mengikuti hanya
menghitung jumlah mantra melulu sampai
ribuan, sekiranya penting lakukan
pernapasan tuk meniup api Atma akan cahayanya
semakin terang..
Pernapasan itu penting juga agar
pikiran tetap sejuk dan tidak cepat panas. Pernapasan itu bagaikan
sistem pengaturan udara pada
kabulator. Unsur udara itu penting
juga yang membuat api Atma
bisa menyala. Bila unsur udara tidak ada masuk kedalam lokasi hati lewat paru paru
maka Nyala api Atma akan padam.
Karena unsur pernapasan dan
menjaga paru-paru agar selaku sehat...
VI.DITEMPAT TERTUTUP ATAU DITEMPAT
SEPI.
Diruang tertutup seperti dikamar
dan ditempat-tempat sepi seperti
dihutan dan dipegunungan merupakan
tempat yang baik untuk berjapa dan meditasi.
Ditempat itu secara alami
tempatnya hening. Ditempat yang alami hening akan membuat pikiran cepat sekali hening..
disaat pikiran hening biasanya cahaya Atma mudah sekali nampak membesar.
Bagaikan api lilin
diruang tenang tak kencang anginnya
nyalanya biasa terang begitulah
cahaya api Atma dihati akan terang
dan nampak bila pikiran hening, diam. Bila pikiran
bergerak kesana kemari maka cahaya Atma
tidak nampak bagaikan cahaya api lilin ditempat yang
kencang anginnya akan lenyap padam tak terlihat..
Bagi orang yang sudah
loyo-loyoan yang sudah tidak mempan didoping dengan
makanan suplemen cobalah lakuka
meditasi ditempat hening . kalau takut dihutan malam hari lakukan
saja disore harinya dan cobalah duduuk bermeditasi dan berjapa mantra.. Jika benar-benar hening tak perlu
lama tinggal dihutan. Cukup satu jamlah sudah ada
kebangkitan tenaga dan sesudahitu
balik lagi kerumah..
Petunjuk sudah jelas dan terang mengapa lama-lama tinggal
dihutan?. Intinya mental
sudah diterangi dan segar
tenaganya , ya balik lagi kerumah kalau
memang masih ada tanggung jawab hidup bermasyarakat. Jadi bila
tenaga sudah agaakloyo
sekali-kali luangkan waktunya
kegunung, kehutan atau kepantai
dan duduklah berjapa serta bermeditasi. Jadikan meditasi dan berjapa ditempat sepi tuk merepres pikiran atau represing untuk penyegaran. Dengan cara itu
hidup jadilebih segar danlebih sehat..
MEMBAKAR GULA
Adanya penyakit gula
yang semarak menyerang masyarakat
dewasa ini itu dikarenakan zari-zari
makanan iaitu karbohidrat
telah menumpuk berkelebihan. Zat gula yang berkelebihan itu yang lama-lama jadi penyakit kencing manis.
Agar tidak menumpuk berkelebihan
jadi penyakit gula sekiranya Zat gula itu
harus dibakar. Cara membakarnya
hadirkanlah api Atma dalam keheningan
meditasi dan japamantra setiap
pagi dan sore hari.. Kehadiran api Atma
yang terang itu akan membakarnya lalu dirubahnya menjadi tenaga. Dengan
tenaga tersebut akan membuat tenaga jadi bangkit
sehingga hidup bisa
bergeraklincah kesana kemari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar