PENDAHULUAN
Kecerdasan merupakan
kemampuan yang ada dalam pikiran
manusia yang memungkinkan
manusia bisa mengerti, bisa mengetahui sesuatu yang
memungkinkan mereka jadi pribadi
terampil dan memiliki keahlian.
Adanya teknologi modern, banyaknya berbagai
karya cipta manusia
dibumi semua itu dihasilkan
oleh kecerdasan yang dimiliki
oleh pikiran manusia.
Adanya kecerdasan
dalam pikiran membuat seseorang jadi lebih mudah mengerti dan lebih
efisien dalam mengambil
pekerjaan. Karena itu agar
lebih efisien dalam
belajar dan terampil mengambil
segala pekerjaan sekiranya kecerdasan
pikiran perlu ditingkatkan. Bagi
orang yang ingin menambah kecerdasannya mereka harus
memiliki pengetahuan untuk
mencerdaskan pikiran. Pengetahuan tersebut
harus diterapkan dan
setelah diterapkan maka
kecerdasan seseorang jadi bertambah.
Siapapun mereka yang kurang cerdas
bila mau menerapkan
pastilah berubah menjadi pribadi yang lebih cerdas..
Untuk mencerdaskan
pikiran tentu ada ilmunya atau tatacara
tersendiri. Dijaman moder ilmu pengetahuan yang dapat mencerdaskan pikiran mungkin
sudah banyak beredar.
Jika diantara ilmu yang sudah ada kurang
begitu efisien untuk mencerdaskan pikiran seseorang dapat mencoba ilmu baru. Pada tulisan ini ada ilmu baru yang merupakan
cara yang efisien untuk mencerdaskan pikiran. Disebut
efisien karena dari segi
biaya menerapkan ilmu ini tidak terlalu mahal. Karena tidak terlalu mahal
tentu semua orang dari golongan apapun, baik mereka kaya atau miskin
bisa menerapkan. Baikmenerapkan sendiri-sendiri dirumah atau ikut perkumpulan. jika memang tidak suka berkumpul sekiranya sendiri dirumah masing-masing juga tak jadi masalah asalkan
mau menerapkannya pasti ada perubahan jadi pribadi yang lebih cerdas.
Dengan
menerapkan ilmu baru ini
mudah-mudahan kecerdasannya bertambah.
Dengan kecerdasan semakin
bertambah memungkinkan
seseorang jadi lebih cepat
mengerti, lebih terampil yang
dapat mengantarkan seseorang jadi orang sukses atau berhasil. Tentunya jika sudah menjadi lebih cerdas dengan ilmu ini bayarlah dengan jadi pribadi yang berguna bagi nusa dan bangsa sesuai status sosial dan sesuai kemampuan masing-masing.
TEORI BATU ASAH/
SANGIAN.
Untuk mencerdaskan pikiran
yang sederhana, seseorang dapat
belajar dari teori mengasah pisau pada batu asah
yang disebut sangian dalam
bahasa Bali. Teori mencerdaskan pikiran dapat
diambil dari orang yang mengasah
pisau pada sangian atau batu asah iaitu hanya
dengan menggosok-gosokkan
pisau pada sangian
dengan sabar dan sesudah itu
pisau itupun jadi tajam....
Dibalik cara mengasah pisau tersebut yang bisa
dipakai mecerdaskan pikiran, sekiranya pada sangian atau
batu asah terkandung nilai filsafat yang memungkinkan dapat
digunakan untuk mencerdaskan pikiran.
Teori mengasah pisau dan nilai filsafat dari pisau dan sangian dipadukan lalu diterapkan pastilah kecerdasn bisa meningkat. jadi teori mencerdaskan pikiran merupakan gabungan cara mengasah pisau dengan nilai filsafat yang terkandung didalamnya. Nilai filsafat dari sangian itu ada pada kepanjangan kata sangian dan batu asah sebagai berikut :
Teori mengasah pisau dan nilai filsafat dari pisau dan sangian dipadukan lalu diterapkan pastilah kecerdasn bisa meningkat. jadi teori mencerdaskan pikiran merupakan gabungan cara mengasah pisau dengan nilai filsafat yang terkandung didalamnya. Nilai filsafat dari sangian itu ada pada kepanjangan kata sangian dan batu asah sebagai berikut :
1.
Sangian
kepanjangannya “Sang Hyang Widhi”.
2.
Batu asah
kepanjangannya “Batin tulus, pasrah”
3.
Pisau kepanjangannya “penting
ingat sikir agar unggul”.
4.
Tiuk
kepanjangannya “tekun, inget,
uleng kepungin”..
5.
Tajam kepanjangannya “tahu
jadi mengerti”
6.
Mangan
kepanjangannya “mekerane aluh
ngerti, anteng” artinya menyebabkan
mudah mengerti, rajin.
Dari kepanjangan kata
kata tersebut diperoleh dua teori mencerdaskan pikiran iaitu teori
dalam bahasa bali dan
dalam bahasa indonesia. Teori
dalam bahasa bali diperoleh
dari penggabungan kata Tiuk
yang merupakan nama pisau dalam bahasa bali
ditambah kata sangian sebagai
nama batu asah dalam bahasa bali iaitu sebagai berikut:
****TIUK +SANGIAN = MANGAN
Penjabaran dari
rumusan teori singkat diatas dihasilkan dengan menggabungkan
kepanjangan semua kata tersebut menjadi “tekun inget mejape mantre, uleng, kepungin
sang hyang widhine mekerane
aluh ngerti lan dadi
anak anteng” yang artinya “ tekun
ingat berjapamantra atau berzikir, fokus kejar
sang Hyang widi yang menyebabkan mudah mengerti dan
jadi anak yang rajin. Ini
teori yang pertama yang dapat
cerdaskan pikiran,teori yang
kedua sebagai berikut:
***PISAU +BATU ASAH=TAJAM..
Penjelasannya singkat
teori kedua sesuai penggabungan kepanjangan kata pisau, batu asah dan tajam adalah “penting ingat Tuhan, bersikir agar unggul dilandasi batin
tulus, pasrahkan diri yang membuat
tahu, jadi anak mengerti.
Demikianlah kedua teori
tersebut yang mana
benda benda seperti pisau
atau tiuk dan sangian atau batu asah tersebut
mengisyaratkan agar manusia ingat
Tuhan sebagai sumber
kecerdasan..
PENJELASANNNYA.
Dari cara mengasah pisau dan nilai filsafatnya, sesungguhnya Mengasah pisau pada batu asah itu simbol pikiran dipakai ingat Tuhan dengan cara bersikir dalam hati agar pikiran jadi cerdas seperti pisau tajam. Pisau simbol pikiran dan batu asah simbol Roh atau Atma yang merupakan bagian dari Tuhan itu. fotongan batu asah atau Sangian yang dimiliki oleh setiap orang dimasing-masing rumahnya itu simbol sepotong RoH atau Atma yang ada diruang hati setiap orang.
Kepada Roh atau Atma itulah pikiran diarahkan dengan cara bersikir atau berjapamantra didalam hati. Roh ada dihati setiap orang dan supaya pikiran bisa menempel pada roh didalam hati maka berzikir atau berjapamantra harus didalam hati. Dengan berjapa didalam hati maka pikiran langsung menempel pada Roh.
Dari cara mengasah pisau dan nilai filsafatnya, sesungguhnya Mengasah pisau pada batu asah itu simbol pikiran dipakai ingat Tuhan dengan cara bersikir dalam hati agar pikiran jadi cerdas seperti pisau tajam. Pisau simbol pikiran dan batu asah simbol Roh atau Atma yang merupakan bagian dari Tuhan itu. fotongan batu asah atau Sangian yang dimiliki oleh setiap orang dimasing-masing rumahnya itu simbol sepotong RoH atau Atma yang ada diruang hati setiap orang.
Kepada Roh atau Atma itulah pikiran diarahkan dengan cara bersikir atau berjapamantra didalam hati. Roh ada dihati setiap orang dan supaya pikiran bisa menempel pada roh didalam hati maka berzikir atau berjapamantra harus didalam hati. Dengan berjapa didalam hati maka pikiran langsung menempel pada Roh.
Saat pikiran dipakai berzikir ingat roh atau ingat Sang Hyang Atme maka
akan ditarik dan didorong oleh
panca indra. Indra-indra itu akan
menggoda dengan berkata
satunya mendorong ayo ingat terus
dan yang lainnya ayo
berhenti saja. Kadang kala
ada bayangan hantu/gelap yang melarang dan menakut-nakuti yang seolah-olah melarang. Demi pikiran
cerdas bayangan dan larangan itu jangan dihiraukan dan teruskan ingat Tuhan, berzikir
kalau bisa tembus sampai sejam bahkan
lebih lama juga bagus. Tarikan dan
dorongan dari panca indra yangsifatnya mendua tersebut
gambarannya seperti orang menggosokkan pisau pada batu asah dengan gerakan
maju dan mundur.
Adanya tarikan
dan dorongan dari panca
indra yang berlawanan pada pikiran saat ingat
Roh , Tuhan dalam hati membuat
terjadi gesekan pada pikiran dengan Atma.
Gesekan pikiran dengan Atma atau
Roh dihati itu yang membuat pikiran jadi cerdas
bagai pisau yang tajam. Bagi
orang yang berusaha lama-lama ingat Roh dihati seperti mengasah pisau lama-lama
maka pikiran pasti akan bertambah
kecerdasannya.
Dalam ingat sang Hyang Atma atau
Sang Hyang ROH sebagai Tuhan dalam hati,
syaratnya batinnya harus
tulus dan pasrahkan saja
pada Tuhan. Kata
widhi sebagai nama Tuhan dalam bahasa sansekerta artinya Tahu.
Dalam hal ini bila ingat sang hyang maha Tahu akan membuat seseorag berubah jadi tahu
dan mengerti.
Tajam disebut mangan dalam bahasa bali
yang kepanjangannya “mekerane
aluh ngerti lan anteng” yang artinya
menyebabkan mudah mengerti dan rajin.
Benar rajin ingat tuhan
membuat pikiran jadi cerdas yang membuat
mudah mengerti dan jadi anak
rajin.
Jadi intinya agar
jadi orang yang cerdas pikirannya adalah
hanya rajin ingat Tuhan tiap pagi dan sore bagaikan orang yang ingat mengasah pisaunya pada batu asah.. Untuk merubah pikiran jadi cerdas seperti gambaran orang yang mengasah pisau sepertinya
siapapun mereka bisa
mencerdaskan pikirannya.
Apakah orang kampung, orang miskin
, orang terlantar asal mau ingat
Tuhan pastilah bisa cerdas. Apalagi orang kaya dan berpendidikan tinggi asal mau ingat Tuhan pastilah jadi
pribadi yang cerdas.
GENERASI TUMPUL
Dalam kehidupan ini
sesungguhnya banyak generasi
anak bangsa yang cerdas
berkwalitas tetapi kecerdasanya
bagai pisau yang
awalnya tajam dipakai terus
tetapi tidak pernah diasah.
Akibatnya kecerdasannya berkurang
bagai pisau yang sudah tidak pernah terasah. Pikirannya bagaikan
pisau yang tumpul yang melahirkan
generasi-generasi bermental tumpul.
Memotong kayu
dengan pisau yang
tumpul hanya akan memboroskan tenaga.
Begitu juga belajar atau
mengerjakan sesuatu dilandasi pikiran tumpul
hanya pemborosan saja. Pemborosan tenaga
dan pemborosan biaya
ituakan dialami jika
mental telah tumpul.
Banyaknya aparat negara
bermental tumpul sungguh
hanya pemborosan saja
yang banyak menghabiskan
dana negara.
Kata tumpul yang pertama
dipanjangkan menjadi “tujuan
utama materi, pura-pura luhur”. Mental generasi bangsa
yang tumpul tujuan utama
dalam hidupnya hanya demi materi yang berlimpah dan
dibalut sikap pura-pura luhur.
Generasi yang tumpul jadi
pejabat tujuannya hanya
demi materi saja sementara
tugasnya kebanyakan sebatas pura-pura atau formalitas,tiada kesungguhan.
Yang kedua
generasi tumpul ditunjukkan oleh kepanjangan kata tumpul
berikut iaitu “tuli, malas, pura-pura ,
liar”. Generasi mental
tumpul semacam ini dituturi
tuli, malas bekerja, malas ibadah
dan sikapnya hanya
berpura-pura baik,pura-pura beragama tapi aslinya liar.
Generasi yang benar-benar
tumpul seperti ini susah sekali diberi pengertian karena telinganya tuli
tak mau dengarkan tutur-tutur
ketuhanan ataututur agama.
Dalam bahasa bali
Tumpul disebut puntul.
Mental puntul yang pertama
ditunjukkan olehkepanjangan kata puntul
iaitu “pura-pura nawang, tuturne
lempas” yang artinya pura-pura tahu, tuturnya menyimpang”.. Dalam
hal ini mental generasi
yang puntul itu
kebanyakan pura-pura tahu tetapi
tuturnya menyimpang dari
kebenaran agama. Tuturnya tidak ada
yang mengarahkan agar manusia kembali ingat Tuhan
dan tidak tahu cara yang benar
dalam beriman pada Tuhan
yang dapat membuat pikiran jadi
bertambah cerdas dan
terang..
Selanjutnya
mental tumpul yang kedua
sesuai kepanjangan kata
tumpul iaitu “pules, nengil, tundenang lengit” yang artinya ‘tidur, diam, diperintah malas”. Sekiranya begitulah
yang namanya generasi bermental
puntul maunya tidur-tiduran
saja, diam bermasa bodoh dan
bila diperintah malas
sekali. Apa jadinya kalau
kebanyakan mental tumpul ?.
Tentu hanya hanya kemunduran dan kesuraman
dalam hidup tiada kebangkitan.
Karena itu agar ada
kebangkitan dalam hidup
pikiran harus dibuat tajam,
cerdas hanya dengan cara
Ingat Tuhan yang ada dalam
hati yang merupakan batu asah abadi..
Tuhan demi
mencerdaskan umatnya sudah membagikan Zatnya
yang kekal dihati manusia
masing-masing sebagi Roh/Atma . Akan tetapi manusia tidak
tahu memungsikan Zat Tuhan itu
sendiri. Manusia tidak mau ingat Roh
yang ada dihatinya dengan cara
ingat namaNya didalam hati, berzikir atau
berjapa.akhirnya karena tak ingatjadilah
generasi yang tumpul mentalnya.
MENTAL KARATAN.
Pikiran yang
digeletakkan saja dan
dibiarkan terus berhubungan dengan
duniawi tanpa pernah ingat Tuhan
akan membuat pikiran seperti pisau yang berkarat. Dalam
hal ini mental dan kesadaran jadi
berkarat dengan ciri sesuai
kepanjangan kata berkarat iaitu “berwatak kaku, keberatan “ dan kata
karat dipanjangkan juga menjadi “kelak,
melarat, kelak sekarat..
Begitulah billa
pikiran dibiarkan begitu saja hanya memikirkan hal-hal duniawi sampai tidak pernah dipakai ingat
Tuha/ berzikir akan
menyebabkan manusia berwatak
kaku dan keberatan diajak
dijalan agama. Keberatan dalam
kegiatan sossial dan
keberatan diajak gotong royong untukkemajuan bersama..
Mental yang
telah karatan yang
kaku dan selalu dalam keberatan kelak
hidupnya akan melarat dan kelak
cepat sekarat bagai pisau
berkarat yang sudahtidak bisa
dipakai. Bila dipakai
malah akan menyebabkan
infeksi. Begtitu juga watak
yang berkarat jika dipakai
jadi sesuatu hanya akan
menginfeksi sifat-sifat yang tidak baik pada
orang lain. Menginfeksikan sifat
dendam, benci, permusuhan
dan sifat-sifat
negatiflainnya yang merugikan.
Karena itu ingat Tuhan dalam
hati dengan cara verzikir
seperti orang yang mengasahpisau lama-lama
akan membuat karat-karat
pikiran berupa memori akan
dihilangkan yang membuat pikiran jadi bersih. Tuhan
dalam diri sebagai roh itu juga bagaikan
air yang dipakai saat
mengasah pisau. Dalam hal ini bila ingat Tuhan maka
pikiran akan dapat karunia
yang dapat membuatpikiran
jadi cair seperti air..
Karena itu agar tidak menjadi pribadi yang berkarat, yang tidak berguna penting kembali ingat Tuhan. Bila tubuh juga
sudah sekarat dan terasa berat
digerakkan sekiranya gosokkan
pikiran pada Atma atau Roh dihati dengan
cara kuat-kuat berzikir
atau berjapamantra sesuai nama
Tuhan yang diyakini.. Percayalah pada
Tuhan yang ada dihati maka
beban fisik yang terasa berat
akan teringankan.
PUNTUL-PUNTULAN BESI
Puntul-puntulan besi
gebeg-gebeg sangih
sinah lakar mangan.
keto masih
ukian belog seleg menjape
sinah pikirane lakar cerdas"..
Artinya :
setumpul-tumpulnya besi
digosok-gosok diasah pastilah bakal tajam.
begitu juga dilandasi bodoh kalau tekun berjapa ingat sang Hyang Atma pastilah pikirannya bisa jadi cerdas..
syair puntul-puntulan besi itu muncul saat penulis terdampar selama tiga bulanan di lokasi pura alas purwa. sehari sebelum bom bali pertama penulis terdampar dialas tersebut ide -ide diatas muncul.. Ide sayair diatas mengingatkan kalau jadi orang bodoh kurang cerdas sesungguhnya bagai piasu besi yang tumpul. merasa tumpul bodoh bandelin saja ingat Tuhan selama mungkin pastilah jadi pribadi yang cerdas.. asah saja pikiran pada batu asah abadi dalam hati pastilah Tuhn akan merubahnya menjadi cerdas. setelah cerdas maka akan membuat hidup jadi lebih mudah megerti dan cepat tahu dalam belajar.
JAMAN BESI, BERSIH, BERSIKIR
Jaman besi merupakan jaman dimana pikiran manusia mudah sekali berkarat bagaikan besi. Dalam hal ini sifat manusia dizaman besi kebanyakan pikirannya keras, kuat, tetapi sifat manusia kebanyakan cepat kaku dan merasa keberatan diajak kejalan kebenaran atau dijalan agama.
menyadari zaman besi yang mudah membuat mental berkarat agar bersih sesuai kepanjangan kata besi iaitu " Bersih, Bersikir". sesuai kepanjangan kata besi tersebut agar pikiran bersih dari karat-karat mental berupa tempelan memori manusia harus rajin bersikir. Tiap hari bersikir paling sedikit 1000x dalam hati akan membuat pikiran jadi bersih.
kata Sikir dipanjangkan menjadi "sikat pikiran". dalam hal ini berzikir iaitu ingat nama Tuhan berulang-ulang itu yang berperan sebagai sikatnya pikiran.. Dengan berzikir maka memori yang ngotori pikiran akan disikat jika rajin berzikir.
SIKAT kepanjangannya "sikir akal terang". dalam hal ini dengan rajin bersikir ingat Tuhan akanmembuat akal menjadi terang. Jadi sesuai kepanjangan kata sikat tersebut supaya dijaman besi pikiran jadi terang, bersih harus rajin berzikir ingat nama Tuhan sebanyak mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar