PENDAHULUAN
Semua orang akan tua. Pada saat usia tua semua
orang akan merasakan fisiknya sebagai
beban. Dikatakan sebagai beban karena pada saat tua stamina melemah, tenaga
loyo dan sering sakit sakitan. Karena stamina lemah, tenaga loyo dan sakit-sakitan membuat tubuh
jadi terasa berat digerakkan sehingga
tubuh akan terasa sebagai beban.
Zaman modern
penyakit asam urat, penyakit gula, rematik dan penyakit lainnya membuat usIa seseorang belum begitu tua tubuhnya
cepat menjadi beban dan berat digerakkan karena
kesakitan.
Karena tidak tahan dengan kondisi fisik yang berat dan sakit-sakitan sekiranya hal
itu memaksa seseorang untuk berobat dan mengkomsumsi makanan kesehatan. Hal itu dilakukan tiada lain untuk
meringankan beban fisiknya yang terasa berat dan sakit-sakitan.
Akan tetapi hasil pengobatan dan mengkomsumsi
makanan kesehatan hasilnya terkadang kurang begitu optimal dan
terkadang sudah berkali-kali berobat tetap begitu saja. Sehingga
terkadang diusia tua ekonomi banyak
habis untuk berobat kesana kemari sehingga
kehidupan jadi suram.
PIKIRAN KARATAN
Kondisi
tubuh manusia sekiranya ada
hubungannya dengan kondisi pikiran manusia.
Dalam hal ini kondisi pikiran
mempengaruhi kondisi kesehatan fisik manusia. Kondisi fisik yang terasa kaku,
berat dan sakit sakitan dipengaruhi oleh
kondisi pikiran manusia bagaikan pisau
yang sudah karatan. Hal ini jarang diketahui oleh manusia secara umum.
Sesuatu yang nikmat-nikmat atau yang lezat-lezat
yang berasal dari kenikmatan
duniawi membuat pikiran jadi
cepat berkarat. Apalagi jaman modern
segala yang lezat lesat mudah didapat membuat pikiran jadi
karatan. Ada banyak memori yang
dihasilkan dari sesuatu yang nikmat nikmat melekat dipikiran. Memori yang
melekati pikiran yang menjadi karat
pikiran.
Karatan pada pikiran itu membuat hidup
manusia sesuai kepanjangan kata karatan
iaitu “kaku, berat dan sakit-sakitan”.
Jadi adanya fisik cepat kaku,
terasa berat digerakkan dan sering sakit-sakitan dikarenakan
pikiran sudah karatan seperti pisau karatan.
Pisau yang digeletakkan saja diatas tanah cepat sekali karatan.
Begitu pula pikiran yang dibiarkan
begitu saja hanya memikirkan
sesuatu yang nikmat-nikmat membuat pikiran cepat karatan. Pikiran karatan tersebut
membuat fisik cepat kaku, berat dan sakit-sakitan. Pikiran karatan itu sungguh membuat hidup jadi sekarat. Dalam
hal ini yang nikmat-nikmat cepat membuat
hidup sekarat.
MENGASAH PIKIRAN TUK RINGANKAN FISIK
Pisau berkarat akan bersih bila
diasah pada batu asah sampai berjam-jam. Sekiranya pikiran yang berkarat pul
memori bisa bersih bila rajin
diasah sampai berjam-jam. Cara mengasah pikirannya ditunjukkan oleh
kepanjangan kata asah dan mengasah
sebagai berikut:
1. Asah
dipanjangkan setiap hurupnya menjadi “
aktif sikir agar halus”.
2.
Mengasah
kepanjangannya “mengerjakan sikir agar halus”. Mengasah dalam bahasa bali
disebut nyangih yang kepanjangannya “ Nyak ngingetang sang Hyang atme yang
artinya mau ingat sang roh dihati.
3.
Batu
asah simbol roh dihati.
Batu asah dalam bahasa bali disebuat sangian yang kepanjangannya “sang
hyang Atme”.
4.
Pisau
simbol pikiran. Pisau setiap hurupnya dipanjangkan menjadi “ penting ingat
selalu asal usul”.
Sesuai
kepanjangan kata asah dan mengasah sekiranya cara mengasah pikiran agar karat yang berupa memori terhapus adalah
dengan cara aktif bersikir atau
mengerjakan zikir . Dengan cara bersikir atau berjapa mantra dalam
isitilah hindunya akan membuat pikiran
yang kasar karena karat jadi halus dan
bersih. Setelah karatnya bersih pikiran jadi terasa ringan dan ringan badannya.
Dalam bersikir pikirannya hanya ingat Roh atau Atma dihati yang
merupakan batu asah abadi. Pikiran dipakai bersikir ingat roh
dihati yang membuat karat memori jadi terhapus. Roh dihati tersebut yang melenyapkan memori dipikiran bagai batu asah yang membersihkan karat pada
pisau.
Karena itu supaya fisiknya tidak
cepat kaku, tidak terasa begitu berat
dan tidak terlalu sakit-sakitan sekiranya penting ingat selalu asal usul hidup manusia iaitu
roh dihati dengan cara berzikir atau
berjapa. Berat fisik dan saki-sakitan
akan dinetralkan oleh Atma
dihati sehingga terasa ringan.
Seperti pisau berkarat asal mau digosokkan berkali kali pada batu asah
akan hilang karatnya. Begitu pula asal mau berjapa atau berzikir ingat roh
sekiranya karat pikiran jadi lenyap.
Karena karat pikiran lenyap maka deritanya juga ikut berkurang dan fisik
jadi terasa ringan.
HIDUP MERASA RINGAN
Merasa ringan dalam bahasa bali disebut merase
iingan”. Merase iingan merupakan kepanjangan dari kata mangan. Kata mangan
artinya tajam. Pisau tajam atau mangan
merupakan hasil dari pisau karena diasah. begitu pula hidup jadi merasa ringan atau merase
iingan karena hasil dari pikiran yang
selalu diasah dengan cara aktif sikir.
Dalam hal ini sesuai kepanjangan kata nyangih
iaitu “nyak ngingetang sang Hyang Atme” yang artinya mau ingat sang
Roh dengan berjapa atau berzikir membuat
hidup menjadi sesuai kepanjangan kata mangan iaitu “merase iingan” yang artinya
merasa ringan”.
Jadi siapa yang ingin merasa ringan
pikiran dan pisiknya harus mau mengingat sang Roh dihati dengan cara
bersikir atau berjapa sebanyak mungkin. Karat pikiran jadi bersih jika bersikir ingat Roh dihati
dengan berzikir.
Bagi orang yang pikirannya terasa berat, mumet,
sumpek ,kepala sering sakit dan berat dibadan lakukan zikir
ingat Roh dihati setiap pagi, sore dan bisa ditambah malam harinya. Lalukan japa atau sikir sampai sejam dan bisa lebih. Gunakan alas
duduk agar energinya tidak diserap oleh
tanah..
Jika
berjapa dijadikan rutinitas
maka karat pikirannya lenyap yang membuat beban fisik jadi
berkurang. Obat dan makanan ksehatanpun jadi manjur
jika karat pikiran selalu dibersihkan..
karena itu dengan mengetahui akibat pikiran karatan membuat fisik kaku,
berat dan sakit-sakitan sekiranya rajin
rajin berzikir seperti rajin mengasah pisau tiap pagi dan sore
hari.. Jika tidak bersikir maka pikiran jadi cepat berkarat. Kalau sudah berkarat prosesnya lambat dalam
membersihkan pikiran. Dibutuhkan waktu sampai berjam-jam bahkan berhari hari untuk berjapa
baru ada hasilnya.
MENEMPELKAN
PIKIRAN PADA ROH/ ATMA DIHATI.
Dalam mengasah pisau pada batu asah sekiranya pisaunya harus
nempel pada batu asahnya. Sekiranya
supaya pikiran diasah oleh sang
Roh dihati, pikirannya juga juga harus nempel pada Roh.
Supaya pikiran menempel pada Roh atau pada Atma dihati seseorang harus
mengheningkan pikiran dengan cara sebagai berikut.
- . Ujung pandang kepanjangannya “ujung hidung dipandang”.
Dalam hal ini sambil berskir sekiranya
ujung hidung dipandang sampai satu menit atau lebih.
- .
KENDARI kepanjangannya “kendalikan pikiran jangan
dibiarkan lari lari”. Hal ini dapat
diterangkan setelah memandang ujung hidung pejamkan mata lalu pandangan ada disela alis. Pada saat pandangan disela alis sekiranya kendalikan pikiran jangan dibiarkan berlari-lari kira kira satu menit boleh lebih.
- .
LUWUK
BANGGAI Kepanjangannya “luhur watak
upayakan kendalikan rasa bangga dihati.
Hal ini dapat dijelaskan setelah
pandangan disela alis kemudian
bawa pandangan kelokasi hati barang satu menit atau lebih. Membawa
pikiran kelokasi hati membuat watak jadi
luhur. Setalah watak luhur akan ada muncul keahlian-keahlian yang menumbuhkan
kebangggaan dihati. Supaya tidk
berbangga diri itulah pentingnya pikiran
diarahkan kelokasi hati untuk menundukkan
rasa bangga tersebut.
Sekiranya
demikianlah cara mendiamkan
pikiran supaya menempel pada
roh seperti yang ditunjukkan oleh kepanjangan kata ujung pandang,
kendari dan luwuk banggai. Supaya mata
tidak mengantuk setelah di lokasi hati arahkan pikiran disela alis lalu buka
mata dan kembali memandang ujung hidung. Setelah memandang ujung hidung lagi
pejamkan mata memandang sela alis.
Memejamkan mata membuat pikiran mau masuk menuju
Roh dihati. Membuka mata membantu agar mata tidak mengantuk
saat berzikir. Dalam hal ini saat bersikir konsentrasi di tiga lokasi harus bolak balik dan sekali-kali diheningkan. Begitulah prosesnya mendiamkan
pikiran sambil bersikir/ berjapa mantra.
.
NIKEL,NUR ILLAHI KELILINGI PIKIRAN
NIKEL
dihasilkan di bumi bhatara guru
iaitu di luwu timur di daerah
sorowako. Kata nikel kepanjanjangannya “nur illahi kelilingi
pikiran”. Dalam hal ini nur illahi atau
cahaya Atma akan kelilingi pikiran bila pikiran
dibawa pada roh.
Pikiran yang bagaikan sifat besi mudah berkarat bila
dikelilingi cahaya Atma atau nur illahi
menjadi bersih tidak mudah
berkarat bagai besi dilapisi nikel. Jadi pikiran
yang dimeditasikan pada Roh dihati
bagaikan besi yang dilapisi nikel sehingga tidak berkarat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar