Minggu, 19 Januari 2020

CARA MERINGANKAN BEBAN FISIK DAN SAKIT-SAKITAN SUPAYA HIDUP SEHAT DIHARI TUA



                                                       PENDAHULUAN

Semua orang akan tua. Pada saat usia tua semua orang akan merasakan  fisiknya sebagai beban. Dikatakan sebagai beban karena pada saat tua stamina melemah, tenaga loyo dan sering sakit sakitan. Karena stamina lemah,  tenaga loyo dan sakit-sakitan membuat tubuh jadi terasa berat digerakkan sehingga  tubuh akan terasa sebagai beban.
Zaman modern  penyakit asam urat, penyakit gula, rematik  dan penyakit lainnya membuat   usIa seseorang belum begitu tua tubuhnya cepat menjadi beban dan berat digerakkan karena  kesakitan.
Karena tidak tahan dengan kondisi fisik  yang berat dan sakit-sakitan sekiranya hal itu memaksa seseorang untuk berobat dan mengkomsumsi makanan kesehatan.  Hal itu dilakukan tiada lain untuk meringankan beban fisiknya yang terasa berat dan sakit-sakitan.
Akan tetapi hasil pengobatan dan mengkomsumsi makanan kesehatan hasilnya terkadang kurang begitu optimal  dan  terkadang sudah berkali-kali berobat tetap begitu saja. Sehingga terkadang diusia tua   ekonomi banyak habis untuk berobat kesana kemari sehingga  kehidupan jadi suram.

PIKIRAN KARATAN
Kondisi  tubuh  manusia sekiranya ada hubungannya dengan kondisi pikiran manusia.  Dalam hal ini  kondisi pikiran mempengaruhi kondisi kesehatan fisik manusia. Kondisi fisik yang terasa kaku, berat dan sakit sakitan  dipengaruhi oleh kondisi pikiran manusia  bagaikan pisau yang sudah karatan. Hal ini jarang diketahui oleh  manusia secara umum.
Sesuatu yang nikmat-nikmat atau yang lezat-lezat yang berasal dari kenikmatan  duniawi  membuat pikiran jadi cepat berkarat. Apalagi jaman modern  segala yang lezat lesat mudah didapat membuat pikiran  jadi  karatan. Ada banyak memori  yang dihasilkan dari sesuatu yang nikmat nikmat melekat dipikiran. Memori yang melekati pikiran yang menjadi  karat pikiran.
Karatan pada pikiran itu membuat hidup manusia  sesuai kepanjangan kata karatan iaitu “kaku, berat dan sakit-sakitan”.  Jadi adanya fisik cepat kaku,  terasa berat digerakkan dan sering sakit-sakitan  dikarenakan  pikiran sudah karatan seperti pisau karatan.
Pisau yang digeletakkan  saja diatas tanah cepat sekali karatan. Begitu pula pikiran yang dibiarkan  begitu saja hanya memikirkan  sesuatu yang nikmat-nikmat membuat pikiran  cepat karatan. Pikiran karatan tersebut membuat  fisik cepat kaku, berat  dan sakit-sakitan. Pikiran karatan  itu sungguh membuat hidup jadi sekarat. Dalam hal ini  yang nikmat-nikmat cepat membuat hidup sekarat.

MENGASAH PIKIRAN TUK RINGANKAN FISIK
Pisau  berkarat akan bersih bila diasah pada batu asah sampai berjam-jam. Sekiranya pikiran yang berkarat pul memori bisa bersih bila  rajin diasah  sampai berjam-jam.  Cara mengasah pikirannya ditunjukkan oleh kepanjangan  kata asah dan mengasah sebagai berikut:
1.       Asah dipanjangkan setiap hurupnya  menjadi “ aktif sikir agar halus”.
2.       Mengasah kepanjangannya “mengerjakan sikir agar halus”. Mengasah dalam bahasa bali disebut nyangih yang kepanjangannya “ Nyak ngingetang sang Hyang atme yang artinya mau ingat sang roh dihati.
3.       Batu asah   simbol  roh dihati.  Batu asah dalam bahasa bali disebuat sangian yang kepanjangannya “sang hyang Atme”.
4.       Pisau simbol pikiran. Pisau setiap hurupnya dipanjangkan menjadi “ penting ingat selalu asal usul”.
Sesuai  kepanjangan kata asah dan mengasah sekiranya  cara mengasah pikiran agar  karat yang berupa memori terhapus adalah dengan cara aktif  bersikir atau mengerjakan zikir . Dengan cara bersikir atau berjapa mantra dalam isitilah  hindunya akan membuat pikiran yang kasar karena karat  jadi halus dan bersih. Setelah karatnya bersih pikiran jadi terasa ringan dan ringan badannya.
Dalam bersikir pikirannya  hanya ingat Roh atau Atma dihati yang  merupakan batu asah abadi. Pikiran dipakai bersikir ingat roh dihati  yang membuat karat  memori jadi terhapus.  Roh dihati tersebut  yang melenyapkan memori dipikiran  bagai batu asah yang membersihkan karat pada pisau.
Karena itu supaya  fisiknya tidak cepat kaku, tidak terasa begitu berat  dan tidak terlalu sakit-sakitan sekiranya penting  ingat selalu asal usul hidup manusia iaitu roh dihati  dengan cara berzikir atau berjapa. Berat fisik dan saki-sakitan  akan  dinetralkan oleh Atma dihati sehingga terasa ringan.
Seperti pisau berkarat asal mau digosokkan berkali kali pada batu asah akan hilang karatnya. Begitu pula asal mau berjapa atau berzikir ingat roh sekiranya karat pikiran jadi lenyap.  Karena karat pikiran lenyap maka deritanya juga ikut berkurang dan fisik jadi terasa  ringan.

 HIDUP MERASA RINGAN
Merasa ringan dalam bahasa bali disebut merase iingan”. Merase iingan merupakan kepanjangan dari kata mangan. Kata mangan artinya tajam.  Pisau tajam atau mangan merupakan hasil dari pisau karena diasah. begitu pula  hidup jadi merasa ringan atau merase iingan  karena hasil dari pikiran yang selalu diasah dengan cara aktif sikir.
Dalam hal ini sesuai kepanjangan kata nyangih iaitu  “nyak ngingetang  sang Hyang Atme” yang artinya mau ingat sang Roh  dengan berjapa atau berzikir membuat hidup menjadi sesuai kepanjangan kata mangan iaitu “merase iingan” yang artinya merasa ringan”.
Jadi siapa yang ingin merasa  ringan  pikiran dan pisiknya harus mau mengingat sang Roh dihati dengan cara bersikir atau berjapa sebanyak mungkin. Karat pikiran jadi bersih jika bersikir ingat Roh dihati dengan berzikir.
Bagi orang yang pikirannya terasa berat, mumet, sumpek ,kepala sering sakit dan berat dibadan  lakukan zikir ingat Roh dihati  setiap pagi, sore  dan bisa ditambah malam harinya. Lalukan  japa atau sikir  sampai sejam dan bisa lebih. Gunakan alas duduk  agar energinya tidak diserap oleh tanah..
Jika  berjapa dijadikan rutinitas  maka  karat pikirannya lenyap  yang membuat beban   fisik jadi  berkurang. Obat dan makanan ksehatanpun jadi  manjur  jika karat pikiran selalu dibersihkan..  karena itu  dengan mengetahui  akibat pikiran karatan membuat fisik kaku, berat dan sakit-sakitan   sekiranya rajin rajin berzikir  seperti  rajin mengasah pisau tiap pagi dan sore hari..  Jika tidak bersikir  maka pikiran jadi cepat berkarat.  Kalau sudah berkarat prosesnya lambat dalam membersihkan pikiran. Dibutuhkan waktu sampai berjam-jam bahkan berhari hari  untuk berjapa  baru ada hasilnya.

MENEMPELKAN PIKIRAN PADA ROH/ ATMA DIHATI.

Dalam mengasah pisau  pada batu asah sekiranya pisaunya harus nempel pada  batu asahnya.  Sekiranya  supaya  pikiran diasah oleh sang Roh dihati, pikirannya juga juga harus nempel pada Roh.  Supaya pikiran menempel pada Roh atau pada Atma dihati seseorang harus mengheningkan pikiran dengan cara sebagai berikut.
  1.       . Ujung pandang kepanjangannya “ujung hidung dipandang”. Dalam hal ini sambil berskir  sekiranya ujung hidung dipandang  sampai  satu menit atau lebih.
  2. .       KENDARI  kepanjangannya “kendalikan pikiran jangan dibiarkan lari lari”.  Hal ini dapat diterangkan setelah memandang ujung hidung pejamkan mata  lalu pandangan ada disela alis.  Pada saat pandangan disela  alis sekiranya kendalikan pikiran  jangan dibiarkan berlari-lari kira kira  satu menit boleh lebih.
  3. .       LUWUK BANGGAI  Kepanjangannya “luhur watak upayakan kendalikan rasa bangga dihati.  Hal ini dapat dijelaskan setelah  pandangan disela alis kemudian  bawa pandangan kelokasi hati barang satu menit atau lebih. Membawa pikiran kelokasi hati membuat  watak jadi luhur.  Setalah watak luhur akan ada  muncul keahlian-keahlian yang menumbuhkan kebangggaan dihati.  Supaya tidk berbangga diri  itulah pentingnya pikiran diarahkan kelokasi hati untuk menundukkan  rasa bangga tersebut.

 Sekiranya  demikianlah  cara mendiamkan pikiran  supaya  menempel pada  roh seperti yang ditunjukkan oleh kepanjangan kata ujung pandang, kendari dan luwuk banggai.  Supaya mata tidak mengantuk setelah di lokasi hati arahkan pikiran disela alis lalu buka mata dan kembali memandang ujung hidung. Setelah memandang ujung hidung lagi pejamkan mata memandang sela alis.
Memejamkan mata membuat pikiran mau masuk menuju Roh dihati. Membuka mata  membantu  agar mata tidak  mengantuk  saat berzikir.  Dalam hal ini   saat bersikir  konsentrasi di tiga lokasi  harus bolak balik dan sekali-kali  diheningkan. Begitulah prosesnya mendiamkan pikiran sambil bersikir/ berjapa mantra.
.
NIKEL,NUR ILLAHI KELILINGI PIKIRAN
NIKEL  dihasilkan di bumi bhatara guru  iaitu di luwu timur di daerah  sorowako.  Kata  nikel kepanjanjangannya “nur illahi kelilingi pikiran”.  Dalam hal ini nur illahi atau cahaya Atma akan kelilingi pikiran bila pikiran  dibawa pada  roh.
Pikiran yang bagaikan  sifat besi mudah berkarat   bila  dikelilingi cahaya Atma atau nur illahi  menjadi   bersih tidak mudah berkarat  bagai besi dilapisi nikel.  Jadi pikiran  yang  dimeditasikan pada Roh  dihati  bagaikan besi yang dilapisi nikel sehingga  tidak berkarat.
 MASIH BERLANJUT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar