Minggu, 10 Juni 2018

MEDITASI DEWA SIWA AJARAN SPIRITUAL MODERN


 
I.         PENDAHULUAN
Dewa Siwa  merupakan    salah  satu  sosok dewa trimurti Hindu yang dilukiskan   sebagai  sosok  dewa yang selalu asyik duduk bermeditasi. Gunung  Kailasa  merupakan nama  gunung  tempat  beliau  melakukan meditasi.  Sambil meditasi  tasbih  ditangannya  selalu  tak  terlupakan. 
Rambutnya   digulung mengerucut  dengan  rapi  dan sebagian yang bagian bawah dibiarkan terurai panjang. Rambutnya dibiarkan  panjang  terurai mengingat ditengah hutan tidak ada salon atau tukang cukur.
Berbeda  dengan  sang Budha  yang melakukan meditasi  ditengah kota atau dikeramaian bersama  siswanya  ada aturan  menggunduli rambut. Dengan menggunduli  rambut  jadinya  secara  sah  diketahui  secara formal  sebagai penekun spiritual.
Karena  meditasi di tengah hutan atau digunung-gunung tentu  aturan formal  tidak  dibutuhkan  dihutan.  Dewa siwa   membiarkan begitu saja  rambutnya panjang terurai  toh yang melihatnya  cuma  bangsa kera  dan binatang lainnya.
 Kemudian dari atas  rambut dewa Siwa yang digulung  dilukiskan ada  air  mancur keluar   sedemikan rupa. Air itu merupakan aliran air sungai gangga  yang konon  turun dari  surga. Air  suci yang kramat  hanya  dewa siwa saja  yang sanggup menyangganya.
1
Saat   meditasi  kedua mata  dewa  tampak seolah-olah terpejam. Orang mungkin tertipu  bahwa beliau  tak  melihat  disekelilingnya  saat mata beliu terpejam.  Tetapi tidak  demikian  sebab  ada mata  ketiga  disela alis  yang akan mengawasinya.

 Ular kobra merupakan  sahabat  setia  dewa  siwa yang selalu setia  mendapinginya  yang membuatnya  nyaman  bermeditasi..  Maklum   hidup  ditengah hutan  harus bisa bersahabat  dengan binatang buas.
Senjata  tombak trisula  iaitu tombak  dengan tiga mata pisau selalu siaga  menemani  dewa siwa tatkala bermeditasi.   Tombak selalu siaga mengingat ditengah hutan  banyak ada  binatang buasnya yang  tak sudi diajak bersahabat.
Harimau  yang ganas  mau tak mau ditancap dengan tombak trisulanya.  Kemudian dikuliti  lalu  kulitnya  dijadikan pakaian oleh  dewa  siwa. Itulah busana  dari  dewa  siwa yang suka  meditasi ditengah hutan belantara.
Terus melulu meditasi tentu  adakalanya  dewa  siwa ingin menghibur  diri dengan bernyanyi. Gendang  damaru merupakan salah  satu alat musik yang paling disukai  tuk mengiringi  nyanyiannya..

Saat malam hari cahaya bulan  tidak begitu terlihat sepenuhnya oleh  dewa  siwa saat meditasi. Sebab matanya  setengah terpejam  sehingga  cahaya  bulan  nampak  bersinar  seperti bulan sabit.
Ditengah hutan belantara  tentu banyak  binatang  berbisa  yang  menyengatnya.  Racun dari  binatang  berbisa  seperti bisa  kalajengking  dan  bisa ular kobra  semuanya  ditelan. Akibat menelan racun  yang disebut  hala-hala  tubuhya keseluruhan menjadi biru..
Meditasi memang merupakan pekerjaan  yang hanya  duduk saja. Tetapi  walau duduk  juga  bisa menyebabkan  haus.  Karena  itu   dewa  siwa  selalu membawa kendi yang berisi  air suci  tirta  sanjiwani. Air  suci  tirte sanjiwani  selalu diteguknya tuk hilangkan rasa hausnya.

Satu  lagi  lambang  yang  melengkapi kepribadian   dewa siwa  adalah linggam  yang bentuknya  terdiri dari  batu  bulat yang disangga oleh Yoni. Lingganya  yang bulat itu mungkin  digunakan   untuk mengulik  param diatas  yoni.  Param itu digunakan sebagai penghangat  tubuhnya  agar  tidak keram  sehabis meditasi.

Begitulah penggambaran sosok  dewa Siwa dan astributnya dalam ajaran hindu.  Tetapi siapakah aslinya dewa Siwa tersebut? Apakah gambarannya   sudah sesuai dengan aslinya?  Hal  ini mungkin susah terjawab  karena kisah  dewa Siwa  sudah ada jauh  sebelum  jaman  modern. Karena begitu lama tentu  sulitlah manusia sekarang mengenal sesuatu yang ada dimasa lalu.
Tetapi  ada hal  yang  perlu  diketahui bersama  dan perlu dipertanyakan bagaimakah  aslinya ajaran meditasi dewa  siwa tersebut?  Hal inilah yang perlu  diketahui  agar bermanfaat  bagi orang  banyak; dan sudah pasti  demi kebangkitan  para pengikut  siwa  dimuka bumi.

II.        AJARAN KEROHANIAN MODERN

Secara umum orang memandang  gambar dewa siwa yang demikian tersebut mungkin beranggapan   sekiranya  begitulah asliya sosok pribadi  dewa siwa yang  sebenarnya. Karena  menganggap  rupa  dewa siwa  demikian  maka  ada kemungkinan  dalam  doa  umat ada  yang berhayal agar  kehadiran  Dewa  siwa  dalam wujud  seperti itu. 
. Kalaupun seandainya   beliau  datang  dalam doa gambarannya  bisa muncul mungkin  dalam  sekejap saja.  . Bisa juga  hadir dalam bayangan saat pikiran  lagi tak banyak pikir(bleng).

Selebihnya  secara nyata mungkin  hampir sebagian besar orang  tidak pernah menemukan sosok  dewa  siwa yang  dari kepalanya  langsung mengeluarkan air mancur. Kalau memang nyata  ada manusia  dewa  yang langsung dari kepalanya kelihatan keluar air  tentu  akan kelihatan ganjil. Orang yang aneh seperti itu pasti akan segera  dikrumuni orang tanpa hentinya.
 Tetapi dibalik wujud  dewa siwa  dengan  berbagai astributnya tersebut  setelah diamati  semuanya itu merupakan gambaran, simbolisasi.  . Bukan lagi sekedar gambaran, sekiranya Setiap astribut gambar dewa siwa   semuanya memiliki  nilai filsafat.
Pada nilai  filsafat  dari astributnya  tersebut  terkandung ajaran meditasi  dewa  siwa   sebagai petunjuk ajaran kerohanian modern  yang murni.
.Ajaran kerohanian modern  yang murni tersebut  langsung mengarahkan   pikiran manusia  agar berpulang  pada Roh yang ada dihatinya. Membawa pikiran menuju Roh dihati itu merupakan  sebuah usaha  untuk memurnikan  pikiran dan akal budi.  Pikiran yang tercemar oleh  dorongan hawa nafsu  akan murni kembali  bila dibawa pada roh dihati  semata..
Perkara  membawa pikiran  menuju Roh  dihati itu bukan perkara  enteng.  Pikiran manusia yang  bersekutu dengan panca Indranya membuat pikiran  susah  berpulang menuju  Roh.  Hawa nafsu cenderung mendorong pikiran  mengikuti panca indra agar arahnya  keduniawi melulu. Lewat  ajaran kerohanian murni arah pikiran  dibawa balik pulang menuju Roh  dihatinya.

Begitulah  sekilas  ajaran kerohanian modern yang murni. Bentuk  gambar dewa siwa  beserta astributnya menunjukkan sebuah meditasi   sebagai jalan kerohanian yang murni. Ajaran siwa  yang murni ini pula sebagai ajaran  siwa modern yang ilmiah  dan bersifat universal. Tentang bagaimana ajaran kerohanian   murni tersebut tatacaranya    diterangkan oleh nilai  astribut-astribut  dewa siwa seperti sebagai berikut:
 
1.        ARTI  KATA  DEWA SIWA.

Dewa siwa  dari segi kata terdiri dari kata  dewa  dan kata  siwa. Kata dewa  berasal dari kata  dev  yang artinya  sinar  atau nur   . Kata  siwa   atau  siwam dapat diartikan kebajikan.  Dari arti kata   tersebut nama  dewa siwa berarti  cahaya  kebajikan  atau  cahaya  yang memancarkan  sifat-sifat  baik.
 Jadi  dari  arti nama  dewa  siwa  tersebut, sosok  dewa  siwa yang berwujud  manusia  adalah pribadi  anak manusia  yang suka memancarkan  cahaya  kebajikan. Mereka tekun meditasi menjalani  kerohanian tiada lain  agar  cahaya  Kebajikan memancar.

2.    Cahaya  melingkari kepala.
Gambar  cahaya  yang melingkari  disekitar kepala  dewa  siwa  itu merupakan  simbol  cahaya  rohani yang memancar.  Cahaya tersebutlah yang memancarkan  sifat-sifat baik  atau  membawa kebaikan.. Cahaya itu  memancar     ketika  anak manusia  kusyuk  bermeditasi..  Cahaya  itu datang dari  roh  atau Atma  yang ada  dihati.

3.        DUDUK BERSILA.
Dewa  siwa  selalu dilukiskan duduk bersila.  Sikap  duduk bersila   dalam praktek kerohanian  secara umum  merupakan sikap utama dalam  bermeditasi.  Dalam hal ini   sikap duduk  bermeditasi  merupakan  cara utama  menekuni ajaran kerohanian.

Sikap duduk yang tenang, tubuh tegak lurus  setegak-tegaknya  merupakan syarat  utama  dalam menekuni dan menemukan  alam rohani.  Setelah  sikap  duduk  yang tegak  tak bergoyang  mata  perlahan-lahan  dipejamkan.
Setelah terpejam  kemudian pikiran  dikontrol  dan  ikut dibuat tenang  setenang mungkin.  Tubuh yang tenang dan tegak sangat menentukan  tenangnya pikiran. Karena itu  dalam meditasi posisi  tubuh  harus  tegak dan tenang terlebih dahulu maka perlahan-lahan pikiran ikut tenang.
Bagaikan menenangkan  air  dalam sebuah  wadah maka   wadahnya perlu dibuat tenang maka air  dalam  wadah  ikutan jadi tenang.  Setelah tenang   barulah  cahaya kebajikan memancar.

Cahaya kebajikan itu  datang dari Cahaya Roh atau Atma dihati.  Cahaya Atma atau  Roh memancar  pada pikiran  yang tenang. Pada pikiran yang penuh angin  ambisi   cahaya Roh  tak memancar.  Cahaya  Roh  bagaikan api lilin  ketiup angin pada orang yang pikirannya  goncang.  Tidak ada  cahaya kebajikan memancar pada  pribadi yang pikirannya  bergejolak.  Melalui  duduk meditasi  menenangkan pikiran membuat cahaya kebajikan memancar perlahan-lahan.

4.        TASBIH ATAU JAPAMALA

Dewa siwa dalam bermeditasi   tangannya  selalu memegang  tasbih atau japamala.  Hal ini dapat  diterangkan  dalam  menekuni  meditasi  yang  baik  adalah  tangan  selalu memegang tasbih  untuk  berjapamantra.
Berjapamantra atau mengulang-ngulang mantra  itu penting  dan  sebagai langkah  awal dari meditasi.  Dalam  latihan meditasi pikiran tidak serta merta  bisa   langsung  diheningkan.
Pikiran  itu  kocak, liar  suka kesana kemari   rasanya  tak mungkinlah langsung  dipaksa  agar hening. Semasih  pikiran kocak berjapamantra  berulang-ulang   merupakan  cara  menjinakkan pikiran.

Mantra  diucapkan   sampai  300x   akan membuat pikiran  jadi  agak  jinak.  Sesudah itu  barulah  pikiran  dipusatkan  disela alis perlahan-lahan..  Setelah terpusat  dipertahankan  diam  maka  setelah itu barulah  cahaya   atma memancar   dan  dari pancaran cahaya Atma   memancar  sifat-sifat  yang baik..
Kegiatan berjapamantra  rutin  dilakukan  saat pagi  dan sore  hari  maka  cahaya  kebajikan akan  selalu memancar.  Cahaya  kebajikan itulah  yang  menuntun    sifat-sifat baik  dalam perilaku sehari-hari.

Jadi   dengan adanya  tasbih  ditangan  dewa  siwa yang  dipakai berjapamantra,  sekiranya untuk mengawali latihan meditasi   japa mantra  itu sebuah keharusan.  Japamantra merupakan cara untuk memegang pikiran  yang kocak agar   tidak sampai kesana kemari  berkeliaran. Mantra yang diucapkan berulang-ulang  berguna untuk menggiring pikiran menuju Roh.
Mantra itu juga berguna untuk memutuskan  godaan panca indra yang selalu  berusaha  menarik pikiran agar jauh dari Roh.
Karena itu saat bermeditasi japa mantra  atau bersikir  harus  selalu  dilakukan sambil memegang tasbih.

5.        KONSENTRASI DISELA ALIS.

Hakekat   praktek kerohanian atau spiritual  intinya membuat pikiran terpusat disela alis.  Setelah terpusat disela alis   pikiran lalu didiamkan atau diheningkan. Proses mendiamkan pikiran dan mengheningkan pikiran inilah  ajaran meditasi.
 Karena  itu  saat  berjapa mantra bila  sudah sampai hitungan  300x keatas  latihan meditasi harus diupayakan  dengan sengaja memusatkan pikiran atau konsentrasinya  di  sela alis.  Dipusatkan disela alis  lalu  dibuat hening,  tidak mikir, tidak ngayal,  pokoknya  diam, diam, diam.    Jika  hanya melulu berjapa sebanyak mungkin dan pikiran  sekali-kali  tidak  dipusatkan disela alis untuk hening maka   cahaya Roh  tentu agak lambat memancar.

Japa mantra  atau Zikir dalam ajaran Islam merupakan  alat  bantu dalam meditasi  dalam upaya  untuk membuat pikiran hening atau diam. Karena itu disaat pikiran kocak penting kiranya   japa mantra diperbanyak. Ucapkan mantra  sampai 500x  saat duduk bermeditasi  akan  membantu  pikiran mudah dipusatkan lalu sampai  hening atau diam.

6.        NYALA API DIDAHI.

Lukisan nyala api didahi dewa siwa  itu simbol  cahaya Roh atau Cahaya Atma yang  menyala membesar.  Cahaya Api Atma  nampak bila pikiran telah benar-benar diam, hening  tak bergerak  sama sekali.
Adanya  gamaran   cahaya Api  didahi  dewa siwa  sebagai  simbol  cahaya Api  atma,  sekiranya  simbol  itu  memberi petunjuk   bahwa tujuan  utama  dari meditasi  adalah menemukan  cahaya Api Atma..
Seperti  nyala Api  membuat suasana  gelap  jadi terang,  sekiranya  nyala api Atma   itu melenyapkan  mental gelap  menjadi  terang. Dalam  ini gambar  dewasiwa meditasi  dengan  nyala api  didahinya mengajarkan manusia   bermeditasi  dengan  tujuan Atma semata  agar   mental jadi terang.  Bukan pada  yang lainnya.
Dalam meditasi  siwa  pikiran  di diheningkan dan saat  hening  pikiran  serta memori dibakar oleh apu  rohani.  Saat membakar memori dipikiran nyala  api Atma membesar  bagai  api  membakar rumput kering atau membakar  kayubakar  dan kertas.
Nyala api atma membesar  pikiran dan akal  jadi semakin terang. Perasaan  juga terasa plong  karena  sejumlah memori(karmawasaa ludes) terbakar.
Pancaran  cahaya Atma  yang membesar  kemudian mengusir  kegelapan sehingga  gangguan bayangan setan, buta kala  menjauh karena  silau.
Pancaran  cahaya Atma  itu juga memancarkan  energi  rohani  sehingga  tubuh  jadi  lebih berenergi. Karena berenergi maka   rasa loyo jadi berkurang.

Satu hal lagi yang didapat dari pancaran  cahaya Atma  adalah membuat pola pikir jadi luas, wawasan  meluas   larena  pancaran  cahaya Atma itu langsung  sebagai  mata ilmu pengetahuan. Dengan  pancaran  cahaya Atma  membuat seseorang  praktisi kerohanian pada akhirnya mereka berpengetahuan.

7.        ABU, LUKISAN ABU.

Selain  adanya   nyala api  didahi  dewa siwa, didahinya juga dilukiskan goresan abu. Lukisan  abu itu  simbol   adanya  sisa  pembakaran  memori  yang bagaikan  abu kayu bakar  setelah   dibakar.
Seperti bermacam-macam kayu,  daun kering dan kertas   akan lebur jadi abu bila  dibakar.  Begitu juga segala  memori  dipikiran  akan  ludes  terbakar jika pikiran  dipusatkan pada  Atma saat meditasi.
Reaksi dari sifat  rajas  dan tamas  yang melekat pada memori  akan  lenyap  jika  pikiran  dipusatkan  pada  Roh.  Reaksi sifat tamas seperti perasaan sumpek, bingung, strees, sifat cuek, bodoh  atau idiot  lenyap  bila memori   terbakar  dalam api jnana/rohani.
Reaksi karma buruk yang melekat  dimemori dari  kelahiran terdahulu  juga  akan lenyap atau lebur  laksana  kayu terbakar jadi abu.  Dalam  hal ini  ada pemutihan  karma   jika  segala  memori dibakar    dalam meditasi..
Seseorangpun bisa menapaki kehidupan  dengan kepribadian  baru  yang disertai pancaran  cahaya kebajikan  dari Atmanya.
.
Sementara  bagi orang  yang tidak membawa pikirannya pada Roh ada kemungkinan memori atau segala  kenangan  dipikirannya  bagai sampah halaman yang berserakan bahkan sampai mengggunung.  Sampah-sampah memori yang begitu  banyak membuat  mental seseorang jadi gelap, kacau dan bingung.
Adanya mental heng dan stress  itu juga bermula  dari pikiran sudah penuh memori.Melalui  berjapa atau berzikir dan  meditasi  mengarahkan pikiran menuju Roh  akan membuat segala  memori dan kekuatan gelap yang nempel dimemori akan terbakar     dan berubah seperti abu.  Perasaanpun jadi terasa plong dan terang pikirannya  jika  telah dibakar dalam api rohani.

 
8.        BULAN SABIT.
Bulan merupakan simbol akal budi. Bulan sabit yang terang melambangkan  sisi akal yang  dipakai tuk  mengarahkan  pikiran  agar  tertuju pada alam  rohani.

Sisi   dari  bulan  yang gelap  melambangkan  akal  yang diarahkan pada  urusan  duniawi. Para penekun  spiritual   biasanya  dalam urusan duniawi  kebanyakan  kelamnya.  Karena kelam  maka  sisa –sisa  akalnya  dipakai  menekuni kerohaian melulu. 
Hari-harinya  akalnya  hanya  lebih diarahkan untuk memfokuskan pikiran pada dunia  rohani semata.  Lebih  fokus  menekuni  dunia  rohani  maka akalnya  dibidang  rohani  tajam sekali  bagaikan  sabit.
Alam  rohani  yang membuat  akal semakin tajam seperti arit.  Akal yang  tajam  tersebut  membuat  seseorang bisa mengalahkan  orang lain yang belajar  rohani  sebagai  selingan saja.  Akalnya  yang  cerdas   mengalahkan lawan  bagai  sabit membabat  rumput  disawah.
Jadi bulan sabit  simbol kecerdasan  yang semata dipakai membidikkan pikiran  agar  selalu mengarah pada Roh. Akal seperti bulan sabit   itu bagaikan keker senapan  yang berguna  untuk  membidikkan peluru agar mengarah  pada  sasaran.
Bulan  kepanjangannya  budi untuk  laksanakan  norma.  Sabit kepanjangannya “Sadar, bangkit ingat Tuhan.. Sekiranya  seorang penekun  rohani  ia punya akal budi untuk  laksanakan norma  agama.  Mereka  sadar   gelap  dalam urusan duniawi maka mereka bangkit ingat Tuhan.

7.ULAR KOBRA.

     Dewa  siwa  selalu  dilukiskan   berlilitkan ular kobra  sehingga  dewa  siwa terkesan seperti seorang pemain  sirkus.  Ular kobra  dalam  tubuh dewa siwa  itu  simbol  dari urat-urat  sebagai  saluran  energi  sari-sari makanan.
Ular  suka  berpuasa    sebagai simbol  dalam menekuni  dunia  rohani penting juga berpuasa.  Puasa  itu  berfungsi untuk membersihkan urat-urat  agar  setelah puasa   energinya lancar mengalir keseluruh  tubuh.

Seperti ular  sehabis  puasa  jadi memanjang  itu bermakna melalui puasa  urat jadi bersih  energi lancar mengalir membuat tubuh jadi sehat bertenaga. Karena sehat bertenaga  akan membuat   jadi lebih panjang umur.
Tenaga  normal hidup sehat itu membuat hidup jadi berdaya guna   yang disimbolkan oleh ular yang memiliki guna-guna.
Melalui puasa juga membuat hawa nafsu yang berlebihan dibersihkan  sehingga     api rohani jadi semakin membesar. Karena itu bila  api  rohani  kurang terang  penting  kiranya berpuasa.
Kata ular kepanjangannya “untuk latihan rohani”.  Kata Kobra dipanjangkan menjadi “korban, berhasil.    Ular suka berkelongsong   dimana  kata kelongsong dipanjangkan menjadi “kalau lowong kosongi perut.
Dalam hal ini hidup digunakan untuk latihan rohani   dengan cara korbankan nafsu, korbankan waktu sejenak untuk japa dan  meditasi agar pikirannya berhasil menembus  Roh.  Ketika  ada waktu lowong penting juga kosongi perut    berpuasa untuk memungkinkan agar  latihannya berhasil.
Seperti semburan  ular kobra berguna, sekiranya setelah  pikiran berhasil dalam latihan  rohani maka kata-kata yang keluar  dari mulut  bisa berguna atau bermanfaat.

9.        HARIMAU.

Harimau  merupakan  simbol  karakter manusia  yang menekuni   ajaran kerohanian murni. Karakter  harimau  ditunjukkan oleh kepanjangan kata Harimau iaitu “hari-hari mantra  ucapkan”.
Harimau   kalau bersuara  dibilang  Mengaum  dengan  suara   “aaauuummm”. Kata mengaum dipanjangkan menjadi “mengucapkan mantra  aum  dan  auman   harimau juga  menunjukkan aksara  suci AUM  yang disengaukan menjadi mantra OM.
Dalam  hal ini kepribdian anak manusia   yang bermeditasi menurut  dewa  siwa  hari-harinya  rutin mengucapkan mantra  OM  atau diawali  mantra  Om.
Kepribadian  seorang  yang  bermeditasi  ajaran siwapun   mereka  bagaikan  harimau  diantara  bangsa binatang. Mereka memiliki karismatik  dan  suara  lain  dari  yang lainnya.

10.              SENJATA  TRISULA

Dewa  Siwa dalam penggambarannya  tidak lepas  dengan senjata trisulanya.   Trisula  itu merupakan simbol pikiran dan kecerdasan    yang  digunakan  dalam  latihan  rohani. Pegangannya  simbol pikiran yang selalu berpegang pada mantra, doa dan ajaran-ajaran agama.  Ketiga pisaunya  simbol pikiran  yang digunakan  meditasi  dengan konsentrasi ditiga lokasi   tuk menundukkan tiga sifat alam atau  triguna menurut  weda.
Ketiga titik dalam meditasi itu adalah diawali memandang ujung hidup tuk menundukkan sifat  tamas(gelap). Kemudian  konsentrasi disela alis  tuk  menundukkan  sifat  rajas yang cenderung  membuat pikiran  liar berkelana.
Selanjutnya  ketiga  arah bidikannya kearah Roh  didalam hati tuk menundukkan sifat kebaikan(satwam) yang    cenderung mengaku-ngaku  baik.
Dengan ditundukkannya ketiga sifat  alam tersebut  maka  saat itulah hati terbuka dan cahaya Roh  jadi memancar dari dalam hati.   Sekiranya pikiran yang demikianlah senjata utama dari sosok dewa  siwa tersebut..

11.          Gendang damaru
 
Gendang  dewasiwa   disebut  damaru. Gendang tersebut  selalu  disertakan oleh dewasiwa.  Gendang itu merupakan alat musik  yang biasa  dibunyikan  oleh dewa siwa  sehabis meditasi tuk menghibur  diri.

Gendang  kepanjangannya “gemar  dendangkan lagu-lagu rohani.  Damaru kepanjangannya  “damai bawa perubahan”.  Dalam   hidup ini agar  ada  rasa  damai  dan ada perubahan kearah yang lebih baik sekiranya seseorang  selain berjapa dan meditasi  penting juga gemar   dendangkan lagu  rohani. Dendangkan lagu  rohani   membuat  perasaan damai  dan perubahan  mental jadi lebih  terang.
Gendang  melambangkan   tubuh manusia  yang ada kulit berupa dua gendang  telinga  dan didalamnya ada  ruang hampa  iaitu Atma itu sendiri..
Orang menekuni kerohanian    biasanya mereka akan dipukuli dengan berbagai kata-kata. Pukulan kata-kata itu menggugah  Roh yang ada dihati tuk mengeluarkan   sabda-sabda  seperti  suara gendang yang dipukul.
Sabda sabda itu  dapat berupa  keluarnya ide-ide, inspirasai  atau wawasan yang membuat seorang meditator  bisa keluarkan kata-kata berupa pegetahuan  atau wawasan. 

12.    TEROMPET.

Terompet  merupakan  alat  yang dapat menghasilkan atau mengeluarkan suara.  Terompet  merupakan   simbol seorang penekun rohani yang dipilih oleh   alam rohani   yang sebagai  alat untuk menyampaikan  kebenaran Rohani. Seseorang yang dipilih dan digembleng oleh alam rohani untuk menyuarakan pengetahuan rohani.
Trompet kepanjangannya  “trobosan  modern, pemberita terang”.” Seseorang yang dijadikan alat  oleh  alam rohani  tentu  mereka mampu  bikin terobosan modern atau baru  dan sebagai pemberita yang terang, jelas  dan ilmiah.

13.    KENDI
       Kendi merupakan  simbol pikiran dan akal budi seorang penekun  rohani murni yang berperan sebagai wadah.  Air  ilmu pengetahuan yang berupa  wawasan  akan tertampung pada orang yang menekuni kerohanian.
. Pengetahuan rohani  tersebut  kemudian dipakai memberikan siraman rohani atau  berkotbah.

       Kendi kepanjangannya “kenali jati diri”. Seorang penekun rohani adalah orang yang kenali jati diri iaitu  ROH atau ATMA. Roh itu  digambarkan  bagaikan  air .  Roh  dihati  itulah air kehidupan  atau disebut  tirte amerte. Karena air kehidupan bila pikiran  masuk pada  roh  maka  roh akan memberi  kesegaran.

Mental  jadi  segar  dan tenaga jadi segar jika pikiran meneguk  roh sebagai tirta  amerta. Seorang penekun  rohani  harus  mengenali  adanya  Roh  dihatinya  sebagai sang jati diri abadi  agar  kesadarannya  tidak haus 

14.          AIR  MANCUR  DIKEPALA
 
Air   mancur  yang keluar  diujung  rambut  dewa  siwa  itu  simbol   akal cair,   pengetahuan   rohani  keluar  daripikiran   seorang penekun  rohani. bagaikan putaran  mesin pompa air  yang  dapat mengalirkan  air. Dalam  hal ini  japa mantra  itu dapat mengeluarkan  aliran kesadaran rohani yang membuat akal  jadi  cair, cerdas  sehingga keluar ide-ide  atau wawasan.
Gangga  punya  kepanjangan  “pegangan/agama”.  Dalam hal ini  ide-ide  , wawasan  dan pengetahuan itu bisa  dijadikan pegangan hidup  atau sebagai ajaran  agama.  Ajaran  agama  itu  akan memelihara  hidup manusia  bagaikan  seorang ibu yang memelihara  anak-anaknya.

15.    LEMBU.

       Lembu atau sapi putih merupakan binatang  yang senantiasa   menyertai  gambar dewa siwa.   Sapi  dipanjangkan menjadi “insapi diri”  dan kata lembu dipanjangkan menjadi “lembut”.
Dalam hal ini penekun kehidupan rohani adalah orang yang insapi dirinya  atau orang yang  mencapai keinsapan diri  sejati. Mereka mengenal jati dirinya iaitu alam rohani  sebagai  sumber kesadaran atau keinsapan. Mereka  juga  sadar  akan kekurangannya   maka  dari itu mereka  tekun meditasi.

Setelah  mendapat Pancaran  cahaya Rohani dan air kesadaran rohani membuat mereka jadi pribadi yang lembut.  Dalam hal ini  karakternya yang keras , kasar, kaku   perlahan-lahan jadi lembut  bila pikirannya sudah menembus  alam rohani...

       Sifat-sifat yang insap sadari diri  semacam inilah  yang berguna untuk menciptakan perubahan kearah yang lebih baik. Mereka bagaikan sapi-sapi yang bisa dipakai merombak tanah sawah  yang keras  agar jadi lembut sehingga bisa ditanami  padi dan tanaman lainnya.

16.    WARNA BIRU

Warna   biru  dari penggambaran   kulit  dewa  siwa  merupakan  simbol   budi  murni  dari penekun  spiritual  sejati.  Budi murni tercapai setelah sejumlah memori  dipikirannya ludes  terbakar ditelan oleh  nyala api  rohani.
Budi  murni  itu bagai langit biru  karena  dilangit  sudah  tidak ada  awannya.  Berjapa mantra, bermeditasi itu proses untuk  pemurnian  akal budi  yang membuat kegelapan pikiran  jadi lenyap.  Disaat budi murnilah   cahaya Atma  memancar  bagai  matahari  bersinar  terang.  Dalam  kondisi budi murni  cakrawala luas   dan  pandangan jadi terang  serta ilmiah.

17.    KAILASA.

Kailasa   secara mitos merupakan  puncak gunung  tempat  dewa siwa bermeditasi. Tempatnya  ada  disekitar  pegunungan himalaya, india.
Kata  kailasa  dipanjangkan menjadi “karena ikhlas  diperasaan.”.  Hal ini  dapat  diterangkan  agar iman  sampai  dipuncak iaitu pikiran menemukan cahaya Atma,  modalnya  karena   ikhlas  diperasaan  saja.

Mengejar  duniawi  seperti orang kebanyakan  rasanya  gelap, tak ada kepastian.  Karena itu ikhlaskan  saja  dan gunakan  hidup untuk bermeditasi  saja.. Apapun yang dirasa  berat  akhirya  diikhlaskan saja    agar hati damai  dan tetap bisa  menekuni kerohanian. Jadi meditasi  itu  bisa  terlaksana  karena ikhlas  diperasaan.
Ikhlas menerima kenyataan hidup  dan memilih menggunakan  hidup tuk meditasi serta ikhlas  tidak memikirkan  sukses. Melainkan  jalani saja meditasinya. Soal  sukses itu urusan  sang  waktu  saja..


LINGGAM  SIWA
Linggam  siwa  bentuknya  berupa  batu  bulat  atau benda bulat seperti bulat telur. Warnanya   ada yang hitam , berwarna kuning emas atau bisa  berwarna putih.   Yoninya    dibuat sedemikian rupa  agar   bola lingga tersebut dapat  diam  diatasnya.
Bentuk  siwa lingga  ini   banyak  dijumpai    dibelahan bumi  ini  sebagai bukti  ajaran  siwa  terbentang luas.  Dalam prosesi  keagamaan  para penyembah  siwa   akan melakukan  ritual  pada  hari-harti tertentu.  Ritual itu  masih berlanjut  sampai  sekarang  di daerah India   yang sebagai pusat  dari   ajaran  siwaisme..
Di  daratan indocina    tradisi itu  sudah  tiada  semenjak  agama buda berkembang.   Ritualnya  digantikan  dengan  ritual  pada  patung budha. Diindonesia   sendiri   semenjak islam menyebar  tentu  ritual itu  ditiadakan.
Ritual keagamaan   semenjak ajaran islam menyebar   diganti  menjadi  ritual mengelilingi ka’bah dan mencium batu hitam.  Namanya  ritual  tetaplah  ritual   walau berganti-ganti agama. Apapun bentuk  ritualnya  tetaplah simbol.  Dibalik  ritual   sekiranya  maknanya  yang utama.  Kalau  tanpa makna  simbol itu  tidak terlalu  bawa perubahan yang begitu berarti dalam hidup.

Linggam  sebuah kata  dalam bahasa sanskerta artinya lambang, simbol atau tanda. Bentuk  linggam yang  bulat telur  itu  simbol  Atma  atau  ROH.
Yoni    dalam bahasa  sanskerta  artinya  wadah, atau tempat.  Dalam  hal ini   yoni dibuat sedemikian rupa    sebagai  wadah agar lingga   tersebut  dapat  ditempatkan.

Yoni  dalam ajaran kerohanian  itu  simbol  pikiran  yang tenang,  diam  atau tak bergerak sama sekali. Pada  pikiran  yang demikian   Atma  akan  diam  atau bercokol.  Pikiran  yang  diam itu sebagai  wadahnya.
Pada  Pikiran  yang dipilih  sebagai  wadah  tersebutlah  cahaya Atma memancarkan  cahayaNya,  memancarkan kebajikan, memancarkan kesucian   dan memancarkan pengetahuan  sejati..
Kehadiran seseorang    yang pikirannya  sebagai  yoni  kesebuah tempat  atau  Rumah   maka tempat itu  akan jadi tersucikan.  Cahaya Atman  yang akan menyucikan..
YONI kepanjangannya  “yogi murni”.  Seseorang  yang melakukan  yoga  yang pikirannya  murni demi Atma semata, merekalah  disebut  yogi murni.  Pada seorang  yogi murnilah  Atma duduk  dan memancarkan cahayaNya.
Duduknya Atma pada pikiran  yogi murni, maka  Atma atau Roh  akan berperan sebagai  terang  dunia.  Atma  bersinar  bagai matahari  terbit  lenyapkan kegelapan  dunia..
Pancaran Cahaya  Atma  pada yogi murni  tersebut memberi perubahan besar  dalam kehidupan.  Sesuatu  yang gelap, tahayul , mitos  jadi terbuka. Seseorang yang  terlahir  sebagai  yogi murni langka sekali  muncul kebumi.

Mereka terlahir   hanya  bila  hendak adanya perubahaan  peradaban  dunia  kejamanan  baru dan mengakhiri kejayaan peradaman lama  yang telah  kacau.  Begitulah  kehadiran  yogi murni..
Atma   memancarkan  cahayanya  bagai matahari  pada seorang yogi murni  yang dijadikan yoni atau wadahnya..
Dihubungkan  dengan  arti  kata,  maka  lingga  siwa berarti lambang kebajikan.  Lingga  siwa  hanya lambang kebajikan. Aslinya  adalah Roh atau Atma  diam bersinar  dipikiran  yang  hening  atau  diam  saat  bermeditasi itulah  sumber kebajikan.  Saat   itu cahaya  Atma  langsung  memancar menyucikan  alam  sekitar.


KATA PENGANTAR
Puji  syukur  senantiasa penulis  persembahkan kehadapan  Tuhan Yang Maha  pengasih  dan Penyayang  karena  atas kasihNya   penulis  dapat menyusun  buku ini.
Buku ini  yang berjudul  Meditasi   dewa siwa  sebagai  ajaran kerohanian modern  isinyanya    hanya  berupa  nilai  filsafat  dari seluruh  astribut  dewa siwa.  Ajaran meditasi  siwa  ada pada  nilai filsafat  astribut  tersebut..
Melalui  asrtibut  tersebut  siapapun juga  dapat menjadikannya petunjuk  untuk menekuni kerohanian.  Demikian  sekilas  dari isi buku ini  bagi yang ingin  tahu  bagai mana  ajaran  meditasi siwa   silahkan  selengkapnya  baca buku ini.
                           Wanasari  5 Mei 2018

                        Penulis



2 komentar:

  1. Terima kasih telah membagi pengalaman dan ilmu kpd yg mencari kesejatian. Semoga berkah menyertai penulis

    BalasHapus