Disebuah padmasana
lambang sanghyang Acintya selalu ditempatkan
dalam posisi yang teratas. Sang
hyang acintya dilukiskan sedemikian
rupa dengan wujud memacarkan cahaya
dan biasanya banyak
dilukiskan dengan cat
prade berwarna kuning keemasan.
Wujud cahaya
dari sang Hyang acintya
yang berwarna kuning keemasan
tersebut akan menjadi lebih mencolok bila mana
bangunan padmasananya dibuat
dari batu hitam.
Sang Hyang acintya
jadi lebih nampak
bagaikan lampu menyala dikala
malam hari
Adanya wujud
gambar sang Hyang Acintya
yang terang memancarkan
cahaya keemasan merupakan
petunjuk dalam bentuk simbol dimana dari
simbol itu umat
dianjurkan agar meyakini Sang Hyang Acintya agar
pikiran menjadi terang.
Setelah pikiran terang
tersebut maka seseorang
berpeluang memasuki masa keemasan.
Disebuah padmasana
sang hyang acintya
terletak ditempat yang paling
puncak sementara seluruh
wujud patung dewa dewi ada pada posisi
dibawahnya. Hal ini menunjukkan keyakinan
pada Sang Hyang acintya
merupakan keyakinan yang paling tertinggi/puncak. Keyakinan
paling tertinggi tersebut dikarenakan dapat
membuat pikiran menjadi langsung terang,plong diperasaan
dan bisa
mengantarkan seseorag tuk memasuki
masa keemasan..
ADA DIBALIK GELAP.
Sang
Hyang acintya tersebut
ada dibalik kegelapan
seperti keberadaan gambar
sang hyang acintya ada
dibalik bangunan padmasana
yang terbuat dari batu
berwarna hitam, gelap. Wujud
sanghyang acintya yang berada
dibalik kegelapan itu
akan tampak nyata
jika seseorang saat mulai
sembahyang menutup mata
yang mulai tampak hanya
gelap. Tak ada apa-apa terlihat
saat memulai memejamkan mata..
Bila seseorang
dalam sikap mata tertutup mulai
mengucapkan mantra seperti trisandya
atau susunan doa yang
lainnya bila sabar
maka dibalik gelap saat
mata tertutup lama-lama ada sekelebatan cahaya terang . Sekelebatan
cahaya terang itulah pertanda
kehadiran sang Hyang
acintya.
Demi mental terang
dan nasib gemilang
sekiranya pacaran cahaya tersebut yang terus
diincar saat sembahyang. Dibalik gelapnya pandangan mata
saat mata terpejam bila sabar
sembahyang dan sabar mengucapkan mantra sampai
satu jam/lebih maka bisa
saja seseorang menemukan
pancaran cahaya Sang Hyang
Acintya tersebut.
MEMBERI KESEGARAN.
Klebatan cahaya
sang Hyang Acintya tersebut bagaikan
percikan api busi motor
saat motor distater.
Seperti percikan api busi
saat distater menghidupkan
motor, sekiranya seklebatan
cahaya Sang hYang Acintya
tersebut bila bisa sampai
muncul itu membuat tenaga
menjadi terasa segar. Ada pancaran energi
secara langsung dari seklebat
cahaya tersebut bila cahaya itu nampak..
Agar cahaya
itu nampak inilah sekiranya
seseorang harus berusaha
duduk sembahyang lama-lama. Sambil duduk
pejamkan mata sehabis
doa trisandya ucapkan
terus mantra berulang-ulang sampai
sejam atau lebih. Dengan
cara sperti itu
ada kemungkinan cahaya
sang Hyang acintya akan hadir..
Orang-orang yang
sudah berumur dimana tenaganya
seolah olah mati mereka
sebaiknya mencari seklebat
cahaya Sang Hyang acintya tersebut. Orang
harus mau sedikit
memaksakan diri duduk lama-lama
ucapkan mantra
berulang-ulang sampai sejaman atau lebih saat pagi , sore dan
malam hari.
Energi yang dipancarkan dari seklebat
cahaya Sang Hyang Acintya
tersebut reaksinya melebihi
dari energi yang
dihasilkan dari minuman penambah
energi yang umum dijual
dipasaran. Biasanya sekelebat
cahaya sang Hyang acintya akan
lebih mudah ditemukan ditempat sepi
seperti dipegunungan, tepi pantai atau
tepi danau..
Kalau seseorang
tidak menemukan sekelebatan cahaya bisa
saja saat lama-lama duduk
ucapkan mantra langsung pikiran
terasa terang dan perasaan plong itu berarti Sang Hyang
Acintya sudah hadir. Singkat
kata duduklah lama-lama ucapkan mantra berulang-ulang pastlah sanghyang acintya hadir dari balik kegelapan disaat mata
terpejam. Tetapi jangan ketiduran.
ULAP-UlAP sebagai petujuk meyakini sang hYang Acintya..
Ulap-ulap yang berupa
kain putih segi empat merupakan petunjuk singkat dalam meyakini sang hyang acintya. Aksara
OM merupakan mantra utama sebagai sarana dalam
meyakini Sang Hyang Acintya. Kain
putih simbol dari pikiran suci .
Cara meyakini sang Hyang acintya tersebut terdapat
pada artikata ulap-ulap yang
artinya memanggil-manggil. Dalam hal ini sang Hyang acintya
dipanggil-panggil dengan
mengucapkan mantra om disertai gayatri
atau memakai mantra lainnya. Setelah
dipanggil maka beliau datang dalam
wujud cahaya yang dilukiskan adanya pancaran cahaya pada kain ulap-ulap, Ini merupakan cara pertama .
Cara kedua untuk menemukan cahaya Sang Hyang Acintya adalah sesuai kepanjangan
kata Ulap iaitu “untuk lap pikiran”. Dalam
hal ini mantra OM atau bisa
mantra gayatri dan mantra lainnya itu berpungsi untuk mengelap pikiran agar pikiran
bersih seperti kain putih. Setelah bersih maka sinar
beliau akan hadir.
Sinar suci sang hyang acintya tersebut mungkin
susah ditemukan oleh kebanyakan orang.Perkara utamanya itu
disebabkan oleh pikiran kotor seperti
kain yang sudah kotor
berwarna hitam. Dalam hal ini pikiran
penuh memori duniawi. Agar sinar itu
tampak inilah pentingnya ucapkan
mantra berulang-ulang untuk menghapus memori
sampai habis dipikiran bawah sadar.
Bila memori habis maka otomatis cahaya itu langsung memancar.
Mengucapkan
gayatri mantra sampai 300x- 500x dalam
sekali duduk saat pagi dan sore
hari sudah lumayan bisa
menghapus banyak memori. Cara mengucapkan mantra tersebut dipercepat
tetapi jelas kata-katanya. Teori dari mengucapkan mantra tersebut sederhana sekali iaitu bagaikan menyikat
baju kotor. Bisa juga seperti
menghapus papan tulis saat sudah kepenuhan.
Ulap
artinya silau. Pancaran
cahaya sang Hyang acintya tersebut
membuat mata akan jadi silau. Adanya kekuatan gelap
yang dekat maka matanya akan silau lalu menjauh.. begitu juga
bila pikiran sudah terang dan
cemerlang dalam pancaran cahaya
Sang Hyang Acintya maka
orang-orang yang merasa tau dan
merasa diri benar akan silau lalu
menjauh.
Bisa bisa mereka
terpancing emosi bila dikasi
tahu. Mereka bukannya tertarik
untuk membuat mentalnya jadi
terang. Mereka lebih suka dalam
kegelapan agar dengan leluasa bersiasat.
Dunia yang digelapkan oleh
hawa nafsu akan
bisa menang atau meraih sesuatu yang bersifat
duniawi dalam waktu singkat
bila hidup pandai bersiasat. Sementara dijalan terang suksesnya lama..
Terlepas dari
orang yang suka bersiasat,
sekiranya bagi orang yang suka pancaran cahaya Sang Hyang Acintya dikala
mata terpejam, sekiranya makna ulap-ulap
diterapkan. Bila pikiran terasa sumpek,kalut
, bingung, hapus memori seperti yang ditunjukkan oleh makna
ulap-ulap. Bila tak jelas hubungi
penulis di no . 082336833671.
NAGA TAKSAKA
Naga taksaka
selalu dilukiskan dibagian atas
dari padmasana didekat sang Hyang
Acintya . Biasanya naga tak saka
dilukiskan disamping kanan dan kiri
sebagai pegangan samping dari pelinggih padma sana yang berbentuk kursi.
Naga menunjukkan
tenaga yang bersumber dari sang Hyang acintya. Adanya lukisan Naga dekat sang hyang acintya tersebut menunjukkan bila seseorang selalu ingat sang Hyang
acintya maka seseorang
bisa saja mendapat tambahan
tenaga dari beliau.
Taksaka kepanjangannya ‘tak disangka-sangka”. Tenaga
yang diberikan oleh beliau
datangnya biasanya tak disangka-sangka. Dalam hal ini
tenaga itu diberikan menurut kehendak
beliau asalkan umat
mau mendekatinya..
Bisa saja
beliau memberikan tenaga
tersebut jika seseorang
tugasnya begitu berat untuk kepentingan orang banyak atau kegiatan sosial.
Tenaga beliau sangat mudah diberikan pada orang yang bersemangat untuk kemajuan bersama. Sementara bagi orang yang hanya mementingkan pribadi
dibatasi.
Kita
manusia kebanyakan mementingkan pribadi saja.
Bagi yang hanya
mementingkan pribadi agar dapat
tambahan tenaga harus
bandel terapkan makna
ulap-ulap. Kalau suka
kegiatas sosial dan ingin kumpulkan pahala kebajikan
bisa saja dikasi tambahan energi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar