PENDAHULUAN
Menyimak kehidupan dewasa ini
yang dihantui wabah virus corona dan seringnya terjadi bencana alam yang
berujung perekonomian jadi seret itu
menandakan roda kehidupan tidak berputar. Roda kehidupan tiada berputar membuat
dunia ini seolah olah tiada keindahan, tiada seni. Kehidupan ini nampak
bermuram durja.
Supaya roda
kehidupan kembali berputar yang membuat
perekonomian jadi lancar sekiranya ada pesan ilmu agama yang baiknya
diperaktekkan. Pesan ilmu agama tersebut secara alami dan singkat ada pada seperangkat
alat gamelan bali. Pesan ilmu agama dalam gamelan bali itu terkusus untuk
masyarakat bali. Tetapi juga bersifat umum sesuai agama masing-masing.
Pesan ilmu
agama secara singkat berupa singkatan kata , tertuang pada nama perangkat gamelan bali seperti gong,kempul,
gender, kenceng, kendang dan lain-lain. Pesan ilmu agama tersebut ada pada nama
gamelan tersebut dan bisa diketahui bila nama gamelan tersebut dipanjangkan.
PESAN SINGKAT GAMELAN
1. Seni
kepanjangannya “senang ilmu agama”. Gamelan merupakan salah satu bentuk
kesenian yang membuat kehidupan jadi seni.
Secara filsafat kehidupan yang seni dan indah adalah kehidupan dibumi
yang teratur, curah hujan sesuai musimnya, tiada bencana, tiada penyakit dan roda
perekonomian lancar. Kalau kehidupan seperti dewasa ini dihantui virus corona
dan ekonomi seret itu pertanda dunia tiada seninya, tiada indahnya..
Orang-orangpun ketakutan mementaskan kesenian
gara gara korona. Artispun jadinya ketakutan syoting..
Bila manusia senang pada ilmu agama
sebagai dasarnya dari ilmu lainnya, maka kehidupan ini akan nampak seni dan
indah bagai musim bunga. Tetapi manusia
modern tidak senang ilmu agama. Manusia modern hanya senang ilmu yang datangkan
uang melulu. Orang senang ilmu agama dikucilkan dianggap tiada bernilai.
Dianggap sampah saja yang merusak pemandangan..
2. Gamelan
kepanjangannya “gemar amalkan agama, menjadi lancar. Dalam hal ini jika umat
manusia secara keseluruhan gemar amalkan ilmu agama sesuai agamanya masing-masing tentu akan
membuat roda kehidupan berputar secara lancar. Roda kehidupan lancar sekiranya
roda perekonomian dunia juga lancar-lancar saja. Akan tetapi karena kepintaran manusia
bertambah, teknologinya canggih, sukses dalam duniawi, berhasil menduduki
jabatan penting, membuat ego manusia
membengkak. Ego manusia mengganjal roda kehidupan
sehingga roda perekonomian jadi seret.
3. GONG
kepanjangannya “gemakan mantra ONG atau OM. Dalam hal ini karena bernuansa
ajaran hindu atau weda sekiranya dalam mengamalkan ilmu agama baiknya diawali
gemakan mantra OM diucapkan 3x,9x,11x dan lebih(untuk hindu). Umat lain tentu
punya bacaannya atau syahadatnya
masing-masing.
4. KEMPUL
kepanjangannya “kembali berkumpul”. Kempul sejenis gong yang kecil.Hal ini
bermakna manusia harus kembali pada Tuhan dengan cara berkumpul amalkan ilmu
agama diawali suarakan mantra Om bagi yang hindu. Buat perkumpulan
kecil-kecilan paling sedikit tiga orang pada sore hari untuk mengamalkan ajaran
agama.
5. Gender
kepanjangannya “megending,negak mederet artinya bernyanyi duduk berderet”.
Dalam hal ini untuk mengamalkan ilmu agama beramai ramai dilakukan dengan cara
megending atau bernyayi dengan cara duduk berderet.
Lagu-lagu yang dinyanyikan sesuai
ilmu agama yang bernuansa weda yang
meyakini dewa dewi adalah nyanyian dewa
dewi yang dalam bahasa sanskertanya disebut Bhajan. Bhajan itu diawali
mengucapkan mantra OM, gayatri mantra, mantra guru lalu bhajan dan diakhiri
mantra asatoma dst.
6. Panggul
kepanjangannya “panggilan untuk luhurkan budi”. Panggul merupakan alat pemukul
gamelan yang jumlahnya 11 bilah. Dalam
hal ini menyanyikan lagu dewa dewi diawali omkara itu merupakan panggilan Tuhan
untuk meluhurkan budi. 11 bilah gamelan simbol dari 10 indra dan pikiran
sebagai indra kesebelasnya. Mantra om yang diucapkan dan nama dewa dewi yang
dinyanyikan akan memukul sebelas indra manusia
yang memungkinkan budi jadi luhur. Saat budi manusia kebanyakan dibuat
luhur maka roda kehidupan kembali teratur perputarannya. Suhu, cuaca akan
kembali baik dan penyakitpun berkurang perlahan-lahan..
7. Terompong
kepanjangannya “terus ucapkan mantra Om,
bisa plong”. Hal ini dapat diterangkan dalam menerapkan ilmu agama sekiranya
mantra om terus diucapkan sebanyak mungkin bisa membuat perasaan plong, lega,
terang dan luhur budinya. Bagi orang
yang pikiran dan perasaannya sumpek, kalut sekiranya terus saja ucapkan mantra
Om sebanyak mungkin disertai menyanyikan
lagu dewa dewi maka akan bisa
terasa plong dan lega diperasaan.
8. Kendang
kepanjangannya “ kenehe padang “ artinya niatnya terang. Dengan terus
menyuarakan mantra suci atau lagu-lagu rohani maka pikiran bagaikan
kendang dipukuli tangan yang membuat niatnya terang atau kenehe padang. Tidak
pernah menyuarakan mantra suci dan lagu rohani
yang muncul hanya niat gelap. Niat-niat gelap mengundang musibah, wabah
dan bencana alam sebagai bentuk azab Tuhan..
9. Kenceng
artinya kencang.. Dengan terus menerus menyuarakan mantra suci dan lagu-lagu
rohani sambil bertepuk tangan akan membuat fisik jadi tambah kencang, kuat
bersemangat dan kesadaranya bangkit. Kehadiran Tuhan atau dewa dewi yang
memancarkan sinar sucinya memancarkan
energi yang membuat fisik jadi kencang sehingga stamina jadi kuat. Penyakitpun
berlarian....
Jadi supaya bertambah kencang
fisiknya ,tidak loyo semangat dan kesadarannya baiknya amalkan ilmu agama
dengan cara awali ucapkan mantra Om kemudian nyanyikan nama dewa dewi atau bhajan(hindu)
sambil tepuk tangan. Orang nyengceng itu
simbol tepuk tangan sambil menyanyikan lagu-lagu rohani.
10. Suling
kepanjangannya “supaya eling”, seruling kepanjangannya “berseru, eling”. Dalam
hal ini ilmu agama yang ada pada kitab suci diturunkan lewat orang suci supaya manusia eling mengamalkan ajaran
agama. Isi kitab suci merupakan
suara-suara berupa seruan kepada
umat manusia agar eling amalkan agama supaya luhur budinya.
Jika lupa amalkan agama akan membuat
budi kotor, gelap. Hanya niat jahat yang ada dikala budi kotor gelap. Jika
sudah kebanyakan manusia berbudi kotor(koruptor) dan berniat jahat maka roda kehidupan jadi
macet yang berdampak perekonomian dunia jadi macet. Banyak ada bencana alam dan
satu persatu manusia dijemput pulang oleh pelayan malaikat maut iaitu virus
corona.
KEBANGKITAN BUDAYA WEDA
Bila umat hindu kebanyakan senang pada ilmu pengetahuan agamanya lalu
mengamalkan ilmu agama hindu yang diawali menggemakan mantra OM(omkara, omega),
gayatri mantra, mantra guru lalu menyanyikan lagu dewa dewi atau bhajan itu menandakan budaya weda
bangkit. Secara universal bila semua orang menerapkan ajarannya masing-masing maka
kesadaran manusia semuanya bangkit.
Budaya weda atau lebih spesifik
menjadi agama hindu memang lapal suci atau mantranya sucinya diawali dengan
pengucapan mantra suci Om sebagai sabda utama dari Tuhan. Setelah itu
pelantunan gayatri mantra sebagai ibunya weda menurut ajaran hindu.
Dari ibunya weda melahirkan
trimurti brahma, wisnu siwa sebagai guru dunia yang menuntun penganut penganut
weda. Penghormatan pada guru tersebut dilakukan dengan pengucapan mantra guru.
Trmurti tersebut merupakan guru-guru yang bersifat gaib yang menuntun penganut
hindu dari alam rohani.
Setelah pemujaan kepada guru,
umat diajarkan memuja dewa dewi dengan
menyanyikan lagu-lagu rohani. Sesudah itu diakhiri dengan meditasi lalu
melantunkan doa tuntunan. Sekiranya demikianlah tatacara pelaksanaan ibadah
menurut budaya weda yang disebut hinduisme.
Dimasa yang gelap dimana budaya
weda tertidur tiada kebangkitan. Sinar wedik tersembunyi dihalangi oleh
gelapnya jaman kali/ jahiliah. Dijaman gelap budaya weda tersimpan rapi dalam
bentuk bentuk perangkat gamelan bali atau simbolis
Kini mungkin sudah saatnya sinar
wedik memancar sehingga dibalik gamelan bali pesan ilmu agama hindu secara
singkat muncul. Budaya weda dinusantara terutama dibali dan penganut hindu bali dimanapun berada bila
menerapkan pesan-pesan singkat ilmu agama pada gamelan bali itu tandanya budaya
weda telah bangkit.
Tetapi jika umat hindu tidak
gemar amalkan ilmu agamanya dan hanya bertahan sebatas berupacara atau simbol saja
sekiranya budaya weda akan tetap terbelakang. Guna tamas menutupi akal budinya
sehingga jadi umat yang terbelakang dan minoritas.
Butakala saja yang akan
mengganggu hidupnya sehingga supaya damai mau tak mau umat hindu menyangu buta
kala dengan sajen. Jika lupa diganggu dengan disakiti atau dilepasin penyakit.
BUTAKALA
Butakala terdiri dari kata buta
dan kala. Buta artinya tak melihat. Kala artinya waktu dan kala juga artinya kekuatan
semesta . Jika kata kala diartikan waktu dihubungkan dengan kata buta yang
artinya tak melihat, butakala artinya waktunya buta tak melihat.
Waktunya manusia tidak melihat
umumnya dikala malam hari tak ada sinar matahari. Itu kebutaan dari segi mata.
Buta secara mental menunjukkan sewaktu
hidup manusia tidak pernah melihat isi kebenaran kitab suci. Dikasi
kitab sucipun tidak mau membaca sebagai pertanda mentalnya gelap dikuasai sifat
gelap(tamas).
Karena tanpa meliat isi kitab
suci, ridak mengenal mana yang boleh dan dilarang agama membuat manusia berbuat
membabi buta. Manusiapun berbuat sesuka hati dan makan serta minum asal bisa
dinikmati, takpeduli larangan dan bila dilarang marah.
Minum-minuman keras seperti tuak,
arak, berem, brendy, wiski jadi minuman dianggap wajar. Dalam upacara
disimbolkan dengan persembahan kepada para buta berupa minuman arak berem agar tidak
mengganggu manusia. dalam kehidupan inipun jika manusia buta hati jika tidak
diberi minuman keras akan lebih banyak mengganggu sesamanya.
Dengan diberi minuman keras
sampai mabuk, tenaganya loyo tentu tidak sempat bikin keributan. Jika tidak
dikasi minuman, orang buta hATI akan lebih sering bikin keributan. Apalagi jika
dihalangi orang yang buta hatinya akan marah sekali. Dinasehati agama juga
percuma tidak akan peduli.
Karena itu lebih baik diberi minuman sebanyak
mungkin agar mabuk berat sehingga tidak
bikin huru hara. Kalau sudah mabuk berat jangankan bikin huru hara bangunpun
tidak ada tenaga(linglung)
Lebih parah orang lagi buta hati
tidak suka mabuk-mabuk minuman keras.
Saat marah tenaganya kuat akan memungkinkan suka ngamuk bikin kerusakan
dimana-mana. Membakar mobil, membakar gedung, membunuh itulah tanda manusia
berwujud buta kala. Termasuk yang suka korupsi merupakan manusia perwujudan
butakala. Hidupnya dibutakan oleh uang
Kala jika diartikan kekuatan semesta alam,
dihubungkan dengan arti kata buta tak melihat itu menandakan pikiran manusia
dikuasai kekuatan gelap iaitu sifat tamas. Sifat tamas membuat mata mengantuk
baca kitab suci. Kepala sakit jika diceramahin atau dinasehati sehingga bila
dikasi buku agama bagaikan orang buta tak bisa membaca kitab suci.
Akhirnya dikuasai sifat tamas manusia beragama
dalam ketidak tahuan dan sembahyangpun jadi malas dan bisa saja sampai bertahun
tahun tidak pernah sembahyang. Karena gelap cara sembahyangpun tidak tahu dan
doa tak hapal.Suatu agama yang dianut oleh kaum yang kebanyakan dikuasai sifat
gelap iaitu kebanyakan malas sembahyang, maka agamanya jadi terbelakang. Dalam
urusan politispun jadi minoritas...
Kala menunjukkan Kalah”
dihubungkan dengan kata buta yang artinya tak melihat, sekiranya bila manusia dikalahkan oleh dorongan hawa
nafsu membuat manusia jadi buta akan kitab suci. Punya mata tidak pernah
dipakai melihat isi kitab suci. Akhirnya manusia beragama secara buta tanpa
pengetahuan..
Manusiapun hanya digerakkan oleh
dorongan nafsu dan ego yang menyatakan diri sudah punya keyakinan. Tetapi
keyakinan yang buta dan hanya
dibangkitkan oleh Tuhan dengan diberi mukjizat dan keajaiban sehingga tetap
yakin walau tidak diketahui maknanya.
Tuhan maha pintar dan maha tahu
untuk menumbuhkan keyakinan umatnya. Bagi yang buta hatinya dibangkitkan
keyakinannya dengan mukjisat dan yang terang diyakinkan dengan pengertian dan
wawasan.
Demi ada perubahan moral dan
kesadaran secara swadaya baiknyalah manusia beragama dengan pengertian atau
berlandaskan sastra. Jika terus beragama secara
gelap, kesadaran hanya mungkin bangkit bila Tuhan mensubsidi dengan
mukjizat. Jika tiada mukjizat lemahlah
kesadarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar